Muh Yasin Sudhirajati Gafur Prodi Teknik Geodesi Fak.Teknik/Magang ‘identitas’
Pagi di kawasan Car Free Day (CFD) Boulevard Makassar yang biasanya dipenuhi suasana riang mendadak terasa berbeda. Di tengah jalur utama tempat masyarakat berolahraga, deretan replika jenazah anak-anak terbungkus kain putih terhampar rapi di atas aspal. Di bagian kepala setiap bungkusan itu terdapat warna merah mencolok yang melambangkan darah sebuah simbol duka mendalam bagi anak-anak Palestina yang menjadi korban konflik berkepanjangan di Gaza.
Aksi simbolik tersebut sontak menarik perhatian pengunjung CFD sejak pagi Minggu (12/10/2025). Warga yang tengah berolahraga berhenti sejenak, memandang, memotret, bahkan ada yang terdiam lama. Anak-anak kecil tampak bertanya-tanya kepada orang tuanya tentang makna dari bungkusan kain putih yang mereka lihat. Di depan barisan replika itu terpampang spanduk besar bertuliskan angka-angka korban: “29 ribu lebih Anak”, “64 ribu lebih korban Jiwa”, dan data lain yang menggambarkan dahsyatnya dampak perang terhadap warga sipil, khususnya anak-anak di Gaza.
Salah satu relawan yang terlibat dalam kegiatan tersebut menjelaskan. aksi ini diinisiasi oleh komunitas peduli kemanusiaan di Makassar. Tujuannya sederhana namun bermakna. Mengingatkan masyarakat bahwa tragedi di Gaza bukan sekadar berita di media, melainkan derita nyata yang menimpa manusia, terutama generasi kecil yang tidak berdosa.
“Kami ingin masyarakat melihat, merasakan, dan berpikir sejenak. Di balik angka-angka itu ada wajahanak-anak yang kehilangan keluarganya, rumahnya, dan bahkan harapan untuk hidup damai,” ujar salah satu relawan.
Pemilihan CFD sebagai lokasi kegiatan juga bukan tanpa alasan. Kawasan ini dikenal sebagai ruang publik yang ramai dan inklusif, sehingga pesan kemanusiaan dapat tersampaikan secara langsung kepada berbagai lapisan masyarakat. Aksi ini diharapkan mampu menggugah empati dan meningkatkan kesadaran publik terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Selain instalasi replika jenazah, para relawan juga membagikan selebaran berisi informasi mengenai kondisi anak-anak di Gaza dari jumlah korban hingga dampak psikologis yang mereka alami. Beberapa pengunjung tampak larut dalam keharuan setelah membaca data yang ditampilkan.

 
                                    