Era Baru Ikatan Alumni Unhas (3-Habis)

Bagikan:

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Kebetulan saja, AAS tidak ingin menempuh mekanisme voting bagi penentuan Ketua Umum. Ia lalu menawarkan ke kubu Haedar sebuah opsi yang bersifat kekeluargaan berdasarkan jumlah surat dukungan. Hal itu dilakukan setelah AAS memastikan jumlah surat dukungan yang diperolehnya, sudah lebih dari setengah jumlah delegasi.

Pada dasarnya, Haedar juga setuju Mubes berakhir dengan soft landing. Tetapi fakta di forum Mubes berkata lain. Delegasi Ikatek tampak tetap ngotot memperjuangkan mekanisme yang mengarah kepada one man one vote. Saya dan Ketua IKA FKM menyimpulkan bahwa ada komunikasi di internal kubu Haedar, tidak connect. Akibatnya, skenario soft landing AAS tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Melihat situasi itu, saya dan Sakkir mengambil inisiatif mengusulkan kepada kubu AAS agar mengutus Andi Sudirman Sulaiman, Gubernur Sulsel, untuk menemui kubu Haedar. Pikiran saya sederhana, anak teknik mesti dihadapi oleh anak teknik sendiri. Sedangkan Andi Sudirman, adik kandung AAS, biar bagaimanapun, tetap saja anggota Ikatek. Tetapi Andi Amran Sulaiman tegas menolak.

“Sejak semula, saya tidak pernah ingin memanfaatkan gubernur, walaupun saya bisa melakukannya. Jadi, jangan pernah melibatkan dia,” jawabnya, seperti ditirukan Uki, sapaan Sukriansyah S. Latief, orang kepercayaan AAS.

Uki menyampaikan jawaban AAS itu, saat menemui kami di kamar 8020 Hotel Four Point Makassar, pada ba’da Magrib, hari pertama Mubes, membuat saya tertegun. Saya benar-benar merasa salah kaprah. Lalu terpikir olehku, jika hal lumrah semacam ini saja, AAS enggan melakukannya, bagaimana mungkin ia melakukan cara kotor seperti yang diisukan ?

Saat itu juga saya menyimpulkan bahwa AAS tidak melakukan apapun. Bahkan isu tak sedap yang berhembus menerpanya, hanya semacam spekulasi, ekses dari surat dukungan yang diberikan kepadanya secara terbuka, yang kemudian menimbulkan sangkaan liar.

Baca juga :  Piala Dunia 2022 : Qatar Jadi Penonton, Ekuador Angkat Koper

Sebuah era baru bagi IKA Unhas di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman, telah datang. Sejauh yang dapat penulis amati beberapa hari ini, ia memang tampak memiliki keinginan kuat untuk mengabdi pada almamaternya melalui kontribusi IKA Unhas.

Maka, dukunglah, jangan biarkan ia merasa sendirian. (selesai)

Makassar, 10 Maret 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Oknum Polisi Hendak Palak Pensiunan Irjen Polisi

AKHIR-akhir ini ramai 18 oknum polisi berurusan dengan Propam lantaran memeras warga negara Malaysia yang menonton gelaran internasional...

Demokrasi dalam Ketidakpastian pada Kampus Multikultural

Oleh : Bonifasius Rahayaan (Mahasiswa Universitas PGRI Kanjuruhan Malang) PADA era globalisasi dan kompleksitas sosial saat ini, kampus multikultural...

Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW: Perjalanan Spiritual yang Menginspirasi

Hari ini, Senin tanggal 27/01/2025 umat Islam di seluruh dunia memperingati peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu Isra...

Kecerdasan Buatan Rambah Dunia Seni, Ancaman atau Peluang Baru?

PERKEMBANGAN teknologi kecerdasan buatan (AI) telah merambah ke berbagai sektor kehidupan, termasuk dunia seni. Kini, AI tidak hanya...