Era Baru Ikatan Alumni Unhas (3-Habis)

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Era Baru Ikatan Alumni Unhas

Oleh : Yarifai Mappeaty

PANDANGAN yang menyebut bahwa IKA Unhas pasca Pak JK mesti dipimpin oleh sosok “gila” yang memiliki nama besar dan strong leadership, memang terkesan pragmatis, tetapi justeru sangat realistis. Jujur saja, penulis juga cenderung mendukung pandangan itu.

Itu sebabnya, ketika mendengar isu tak sedap itu berhembus pelan, penulis juga merasa terganggu. Karena itu, selama Mubes IKA Unhas berlangsung, penulis diam-diam melakukan penelusuran guna menemukan bukti. Jika terbukti benar, maka saya pastikan tidak seorangpun yang bisa menghalangiku untuk membongkarnya.

[irp posts="4543" name="Era Baru Ikatan Alumni Unhas (1)"]

[irp posts="4681" name="Era Baru Ikatan Alumni Unhas (2)"]

Penelusuran dimulai dari IKA FIKP di mana penulis bernaung, adalah IKA yang termasuk paling awal memberi surat dukungan kepada AAS, akronim Andi Amran Sulaiman. Penulis memang bukan anggota delegasi IKA FIKP, tetapi punya andil di dalam penentuan anggota delegasi. Itu yang membuat penulis dapat dengan mudah mengakses delegasi IKA FIKP.

Bahkan tidak hanya itu. Dari lima anggota delegasi, dua diantaranya dapat disebut sebagai mata dan telinga penulis. Sehingga apapun dinamika yang terjadi, baik yang kasat mata maupun yang remang-remang, pasti terpantau olehku. Termasuk, jika mereka menerima “sesuatu”, pasti saya bisa mengendusnya.

Selama Mubes berlangsung, tak sedetikpun saya berpisah dengan Sakkir Hanafi, Ketua IKA FKM. Selama itu pula, tak sekalipun saya mendapati ada upaya dari kubu AAS untuk memperoleh surat dukungan IKA FKM dengan cara seperti yang diisukan. Padahal, surat dukungan IKA FKM, begitu sangat diperlukan untuk mengunci kemenangan AAS lebih awal secara mutlak.

Apakah itu sudah cukup ? Belum. Tetapi saya masih punya cara lain. Pada umumnya orang yang memiliki ambisi, terkadang menggunakan cara-cara yang tidak sportif untuk mewujudkannya. Saya pun meletakkan AAS pada perspektif ini untuk mengujinya.

Kebetulan saja, AAS tidak ingin menempuh mekanisme voting bagi penentuan Ketua Umum. Ia lalu menawarkan ke kubu Haedar sebuah opsi yang bersifat kekeluargaan berdasarkan jumlah surat dukungan. Hal itu dilakukan setelah AAS memastikan jumlah surat dukungan yang diperolehnya, sudah lebih dari setengah jumlah delegasi.

Pada dasarnya, Haedar juga setuju Mubes berakhir dengan soft landing. Tetapi fakta di forum Mubes berkata lain. Delegasi Ikatek tampak tetap ngotot memperjuangkan mekanisme yang mengarah kepada one man one vote. Saya dan Ketua IKA FKM menyimpulkan bahwa ada komunikasi di internal kubu Haedar, tidak connect. Akibatnya, skenario soft landing AAS tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Melihat situasi itu, saya dan Sakkir mengambil inisiatif mengusulkan kepada kubu AAS agar mengutus Andi Sudirman Sulaiman, Gubernur Sulsel, untuk menemui kubu Haedar. Pikiran saya sederhana, anak teknik mesti dihadapi oleh anak teknik sendiri. Sedangkan Andi Sudirman, adik kandung AAS, biar bagaimanapun, tetap saja anggota Ikatek. Tetapi Andi Amran Sulaiman tegas menolak.

“Sejak semula, saya tidak pernah ingin memanfaatkan gubernur, walaupun saya bisa melakukannya. Jadi, jangan pernah melibatkan dia,” jawabnya, seperti ditirukan Uki, sapaan Sukriansyah S. Latief, orang kepercayaan AAS.

Uki menyampaikan jawaban AAS itu, saat menemui kami di kamar 8020 Hotel Four Point Makassar, pada ba’da Magrib, hari pertama Mubes, membuat saya tertegun. Saya benar-benar merasa salah kaprah. Lalu terpikir olehku, jika hal lumrah semacam ini saja, AAS enggan melakukannya, bagaimana mungkin ia melakukan cara kotor seperti yang diisukan ?

Saat itu juga saya menyimpulkan bahwa AAS tidak melakukan apapun. Bahkan isu tak sedap yang berhembus menerpanya, hanya semacam spekulasi, ekses dari surat dukungan yang diberikan kepadanya secara terbuka, yang kemudian menimbulkan sangkaan liar.

Sebuah era baru bagi IKA Unhas di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman, telah datang. Sejauh yang dapat penulis amati beberapa hari ini, ia memang tampak memiliki keinginan kuat untuk mengabdi pada almamaternya melalui kontribusi IKA Unhas.

Maka, dukunglah, jangan biarkan ia merasa sendirian. (selesai)

Makassar, 10 Maret 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Bayi Terlahir di Puncak ‘Ncanga’ itu, Kini Profesor!

Oleh M.Dahlan Abubakar PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Matahari belum terlalu tinggi di belahan langit timur Desa Boro 21 Juli 2025....

KEMERDEKAAN DAN PANGAN KITA

Oleh : Muliadi Saleh Kemerdekaan bukan hanya soal mengibarkan bendera, melainkan bagaimana bendera itu tetap berkibar dalam perut yang...

Pramuka di Era Digital, Kolaborasi untuk Ketahanan Bangsa

Oleh: Andi Fahri Makkasau (Andalan Nasional / Kepala Pusdiklatda Sulawesi Selatan) PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Ditengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang...

Gagal Dieksekusi karena Perempuan Ambon-Belanda

Keterangan foto: M.Basir (kanan) saat meliput peluncuran Satelit Palapa II di Cape Canaveral, Florida, AS, 9 Maret 1977....