“Fenomena ini akhirnya membuat rakyat kita sendiri tidak memperoleh rasa nyaman maupun tenteram karena tidak melalui musyawarah hasilkan mufakat,” ujar Randan.
“Bro Dedy, saya ingatkan hati-hati keluarkan statement yang tidak punya dasar, apalagi klaim keputusan hanya sepihak tanpa melalui musyawarah. Lain halnya kalau sudah melalui musyawarah dan proses kesepakatan itu diambil,” paparnya.
Lanjut Politisi Beringin Rindang ini, Tator dan Torut merupakan dua kabupaten kakak beradik, sehingga untuk apa kita mengorbankan rakyat kita sendiri hanya demi kepentingan segelintir kepentingan orang. Sedangkan soal tapal batas itu hanya persoalan pemisahan administrasi saja, sementara Tator dan Torut tetap satu kesatuan sedari dulu. Sekarang dan yang akan datang tetap Sang Torayan.
Meski demikian, hendaknya kita bersama terus menjunjung tinggi falsafah pendahulu kita. “Misa’ Kada Dipotuo Pantan Kada Pipomate,” pungkas Randan.
Sebelumnya Wakil Bupati Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong (FVP) Jumat (01/04/2022) optimis persoalan perbatasan Kabupaten akan tuntas dalam waktu dekat. Optimisme ini muncul menyusul disepakatinya tapal batas Kabupaten Toraja Utara dengan Kabupaten induk, Tana Toraja, beberapa waktu lalu.
Persoalan perbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja yang menjadi masalah sejak Toraja Utara ini mekar, menurutnya sudah tuntas. (ainul)