”Benar, kamu sudah lebih 30 kerja sebagai Pegawai Harian Lepas (PHL) di kamar jenazah RS Pelamonia” tanya Aqua Dwipayana. Spontanitas Baso Pabe menjawab ”Siap, iyya benar pak”.
”Saya berikan penghargaan/hadiah, jalan-jalan gratis pulang pergi (PP) bersama istri ke Jogjakarta yah,” ungkap Aqua seraya bertanya lagi ”Pak Baso Pabe’, apakah sudah pernah naik pesawat?”. ”Saya belum pernah naik pesawat pak,” tutur Baso Pabe, bernada polos.
Mendengar pengakuan polos dari petugas jenazah tersebut, tiba-tiba suara riuh dan tawa ”pecah” di ruang Balai M Jusuf. Suasana itu membuat Aqua Dwipayana bersama sahabatnya Dr (c) Erwin Hustiman (peminpin Redaksi tugubandung.id) turut senyum-senyum.
Usai mendengar kabar gembira itu, Baso Pabe’ bertanya pada Dr Aqua Dwipayana, ” Kalau saya ke Jogjakarta jalan-jalan, lalu siapa mi yang mengurus,kalau tiba-tiba ada jenazah masuk di kamar mayat RS Pelamonia pak”???. Suasana dalam Balai M Jusuf pun kembali diwarnai tawa.
”Pokoknya, Baso Pabe dan istri siap-siap saja ke Jogjakarta. Soal tugas yang kamu tinggalkan, akan kami komunikasikan dengan Kepala RS Pelamonia. Jika tak ada yang bisa menggantikan, kami akan koordinasi Kepala RS Bhayangkara, untuk meminjamkan seorang staf, agar sementara waktu dapat menjalankan tugas-tugas Baso Pabe’ di kamar jenazah Pelamonia,” ungkap Aqua.
”Selanjutnya selama di Jogjakarta, Baso Pabe bersama istri nginap di rumah saya. Selanjutnya selama di Jogjakarta, kami siapkan mobil dan sopir untuk jalan-jalan kemana saja,” ucap Aqua seraya menyarankan Baso Pabe segera video call istrinya dan memberitahukan kabar gembira itu.
Saat proses percakapan video call antara Baso Pabe dengan istrinya berlangsung suasana tawa pun kembali mewarnai aula Balai M Jusuf yang dipadati ratusan perawat/karyawan RS Pelamonia.
”Meski hanya seorang PHL, namun kami kagum atas ketulusan dan keikhlasan bekerja selama 30 tahun lebih di kamar jenazah yang telah ditunjukkan Baso Pabe,” urai Aqua yang telah keliling lebih dari 34 negara itu.
Sementara itu Baso Pabe yang ditemui pedomanrakyat.id di sela-sela sharing dan motivasi etos kerja mengungkapkan, sangat gembira atas hadiah yang diperolehnya.
Dikisahkannya, tahun 1995 ayahnya atas nama Pabe’ meninggal dunia. Di masa hidupnya, ayahnya itu juga cukup lama bertugas di kamar jenazah Pelamonia. Dalam berbagai kesempatan, Baso memang sudah sangat sering membantu ayahnya urus jenazah.
”Ketika ayah menjelang wafat, dia berpesan, berusahalah jangan keluar/tinggalkan Pelamonia. Teruslah belajar mengurus jenazah, karena itu pekerjaan mulia dan akan tiba saatnya, orang akan mati,” ungkap Baso seraya mengatakan, dia bertahan tugas di kamar jenazah, karena jiwanya menyatu dan mencintai di pekerjaan terkait jenazah. (arf).