Hadiah Buku dari Sang Motivator

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PADA tanggal 4 April 2022, bertepatan dengan hari kedua Ramadan 1443, kru “Pedoman Rakyat co.id” (PR) memperoleh “berkah Ramadan”, kehadiran seorang konsultan komunikasi dan motivator kondang Dr. Aqua Dwipayana, M.I.Kom.

Peluang itu tidak dilewatkan begitu saja oleh teman-teman “PR”. Apalagi Dr.Aqua Dwipayana memang sangat senang jika bertemu dengan para wartawan karena dia memang mantan dan sangat bersyukur pernah menggeluti pekerjaan sebagai wartawan.


Berkah kedua Ramadan ini, “PR” menghadirkan sang motivator ulung ini, "PR" tanpa harus merogoh kocek sama sekali. Sebab, jika mengundang beliau hitungannya harus per jam, Rp 30 juta untuk memperoleh ilmu dan kiatnya dalam memotivasi banyak orang.

[irp posts="8704" name="Aqua Dwipayana-PR Nikmati “Berkah Ramadan”"]

Namun karena mendengar ada keinginan dari sekelompok wartawan yang tergabung dalam media daring baru dengan nama yang sudah melegenda, Aqua Dwipayana sontak saja menawarkan diri untuk berbagi dengan kru PR.

[irp posts="8475" name="Dr. Aqua Dwipayana “Sharing” dengan Kru Pedoman Rakyat"]

“Ini saya yang datang sendiri,” begitu katanya ketika selalu berkomunikasi dengan Muhammad Arafah, SH, MH yang menjabat Pemimpin Redaksi di PR.co.id. menjelang hari H kedatangannya di Kafe Baca Jl. Adyaksa, markas PR.co.id.

Sebelum acara dimulai, saya didaulat dalam kapasitas mewakili direksi PR.co.id. membawakan sepatah dua kata, menyambut kedatangan pria kelahiran Pematang Siantar 23 Januari 1970 tersebut.

Saya menjelaskan, kehadiran Dr.Aqua Dwipayana merupakan “berkah” yang tak ternilai dari Ramadan kali ini guna berbagi dengan kru "PR" dan juga partisipan lain, baik secara luring (tatap muka) maupun daring (virtual). Waktu itu tercatat di jalur daring 52 orang. Namun saya mencatat yang hadir secara tatap muka mencapai hampir 50 orang.

Dr.Aqua Dwipayana, ayah dua anak dan suami dari Retno Setiasih ini berbicara sekitar 90 menit. Kalau saja yang melaksanakan kegiatan ini adalah para pengundang tajir, tentu harus merogoh kocek sampai Rp 45 juta. Tetapi syukur kami memperoleh berkah Ramadan dari beliau yang hadir bersama dengan Erwin Kustiman, Bos Tugubandung.Id.

Pada akhir acara yang dipandu Drs. H.L. Arumahi, MH yang ternyata Aqua Dwipayana menempatkan dia sebagai “guru”, diisi dengan acara penyerahan buku. Dua buku, berjudul “Humanisme Silaturahim Menembus Batas” (2021) dan “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial” (2020).

Dua buku diserahkan kepada Arumahi dan dua lainnya kepada saya. Saya pun “membalas” hadiah dua buku itu dengan menyerahkan LORONG WAKTU, buku otobiografi saya setebal sekitar 700 halaman.

Menerima hadiah buku bagi saya sangat bermakna dan fenomenal. Soalnya, saya termasuk maniak buku. Ketika memandang perpustakaan pribadi di rumah dan juga tambahan dua rak buku di kamar tidur, terkadang saya selalu berpikir, “sudah berapa ratus juta saya habiskan untuk menghadirkan buku-buku ini ?”.

Saya memang tidak pernah menghitung berapa banyaknya. Jika ke Jakarta, wajib ke toko buku. Begitu pun ke toko buku loak (dulu) di Kwitang Jakarta, jika ada buku yang menarik pasti langsung disambar.

“Mau diapakan buku ini ?,” begitu biasa terkadang istri bertanya begitu melihat saya tiba di rumah sambil menenteng tas kresek yang berisi buku.

“Buku adalah ladang ilmu pengetahuan. Buku memperluas dunia kita yang sempit,” balas saya yang tentu saja “mantan pacar” itu tak pusing dengan alasan saya.

Menerima dua hadiah buku dari Dr.Aqua Dwipayana, tiba-tiba saya terkenang beberapa minggu silam pernah diberikan buku dengan gambar yang sama oleh menantu Bripka Pol. Ahmad Amiruddin yang dinas dan ditempatkan di RS Bhayangkara, Makassar. Buku itu tentu saja merupakan bagian berkah dari Aqua Dwipayana yang diserahkan kepada Kapolda Sulsel Irjen Pol. Nana Sudjana dan kemudian dibagikan secara gratis ke jajarannya.

Aqua Dwipayana hadir di Makassar saat menyambangi Kafe Baca itu atas undangan Mayjen TNI Andi Muhammad, pria keturunan Raja Bone yang memimpin Kodam XIV Hasanuddin sebagai panglima saat ini.

Begitu menerima hadiah buku dari Pak Aqua Dwipayana saya langsung berkomentar. “Saya akan selalu menjadikan buku ini sebagai referensi dalam tulisan saya,” ujar saya begitu dua buku itu beralih ke tangan saya. “Silakan,” ucap Aqua Dwipayana singkat.

Saya baru melihat daftar isi dari kedua buku yang diberikan itu. Dari bagian yang saya sudah baca, dapat ditebak, isi buku ini merupakan pengalaman Aqua Dwipayana selama petualangannya ke berbagai daerah dan negara serta dengan beragam orang berdasarkan stratifikasi sosialnya.

Catatan pengalaman seperti ini selalu menarik perhatian saya karena dapat mengetahui rekam jejak perjalanan hidup seseorang. Itulah salah satu kenikmatan yang saya peroleh ketika mewawancarai seseorang yang sedang saya tulis biografinya. Kisah-kisah mereka itu bagaikan mutiara-mutiara pengalaman yang bertebaran dan selalu tidak ternilai harganya dari segi ilmu pengetahuan dan pengalaman itu sendiri.

Buku ini ditulis dengan bahasa yang sangat enak dibaca. Bertutur. Menggunakan kalimat-kalimat pendek yang tidak membuat pembaca berkerut kening karena bingung memahami maknanya. Paragrafnya terawat dengan baik. Kerapian bahasa buku Aqua Dwipayana ini tidak dapat dilepaskan dari polesan tangan Nurholis MA Basyari dan Fuad Ariyanto, dua editor bukunya.

Nurcholis adalah salah seorang wartawan dan menjabat Pengurus PWI Pusat dan Pemimpin Redaksi “Warta Ekonomi” dan perintis pendirian “Koran Jakarta”. Kini dia mengelola “inilah.com” dan “wartaekonomi.co.id”. Dia juga tercatat sebagai salah satu pendiri majalah keluarga “Sang Buah Hati” dan Pemred majalah “Ayo ke Desa”.

Sementara Fuad Ariyanto disebut-sebut sebagai wartawan veteran yang tinggal di Surabaya. Dia memulai karier jurnalistiknya taun 1979 di majalah umum bulanan “Semesta” di Surabaya di bawah bimbingan mantan wartawan “Tempo” Anshari Thayeb (alm.).

Sebagai wartawan olahraga, Cakku, panggilan Fuad, lebih banyak meliput sepak bola, termasuk di mancanegara, antara lain President Cup di Korea Selatan (1992), World Cup Amerika Serikat (1994), Liga Eropa di Inggris (1996) dan meliput atas kemenangan Jerman di Frangfurt, dan SEA Games (1989) di Kuala Lumpur.

Tentu saja, catatan saya ini sangat singkat. Selengkapnya dapat dibaca di dalam kedua buku tersebut. (MDA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Kesunyian di Hari Kedua Lebaran, Makassar Masih Sepi

PEDOMAN RAKYAT - MAKASSAR. Hari kedua Lebaran 1 Syawal 1446 H / 2025 di Makassar, ibu kota provinsi...

Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Makassar Maret 2025, Cek Persyaratan dan Layanan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Bagi masyarakat Kota Makassar yang ingin memperpanjang Surat Izin Mengemudi (SIM) tanpa harus datang ke...

Jadwal Imsakiyah Ramadhan Kota Makassar Hari Ini, Serta Jadwal Waktu Shalat

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -Umat Muslim di Indonesia termasuk di Kota Makassar memasuki hari pertama Ramadan 1446 Hijriah pada Sabtu,...

Nasib Tragis Nastasya dan Ratasya : Korban Tabrak Lari di Makassar

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Hari Minggu siang (12/01/2025), menjadi pengalaman pahit bagi Nastasya (12) dan adiknya, Ratasya (5), saat...