Prosesi pelepasan jenazah almarhum dilakukan secara adat Pamona, dengan membentangkan panji kebesaran Suku Pamona di atas peti jenazah, yang disaksikan oleh Macoa Bawalipu, Bau Muhammad Aras Abdi To Baji Pua Sinri, jenasah kemudian diusung oleh para pemangku adat pamona dibawa ke pekuburan.
Almarhum Pellias Tangoa yang meninggal dalam usia 79 tahun, 10 bulan, dan 11 hari, di masa hidupnya, banyak mengabdikan diri dalam kegiatan kemasyarakakan, keagamaan, dan dunia pendidikan. Tak heran, Penilik TK/SD Dikbudcam Wotu Tahun 1995-2001 banyak dikenang orang.
Khusus pengabdian di gereja, almarhum pernah memegang beberapa jabatan penting di antaranya; Ketua Pemuda PPK GKST Tahun 1968-1977, Majelis Jemaat GKST Tahun 1977- 985, Ketua Pembangunan GKST Bayondo Tahun 1985-1999, dan Ketua Yayasan Pendidikan Kristen 1999-2010 (termasuk pendiri tahun 1987 tercantum dalam akta notaris pertama).
Meninggalnya Pellias Tangoa, Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) juga merasa kehilangan. Melalui Wakil Sekretaris Umum Sinode GKST, Pdt Eliezer Meringgi MTh yang hadir dalam pelepasan jenazah, menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian bapak Pellias Tangoa.
“Beliau sangat berjasa untuk GKST dan sangat banyak karya yang dibuat untuk GKST. Oleh karena itu, atas nama Majelis Sinode GKST kami menyatakan turut berduka cita,” kata Pdt Eliezer Meringgi. (yul)