Hari ini, lanjut Bang Maman, “Kita sama-sama memulai dari nilai nol untuk menuju nilai 100. Soal siapa nanti yang bagus dalam membaca puisi, itu urusan belakang karena saya tidak sedang menilai penampilan adik-adik dan ibu-ibu siapa yang bagus dan siapa yang tidak bagus. Saya memastikan kepada kita semua, sama-sama belajar hari ini lewat kesempatan yang tersedia menuju kesempatan hari besok.”
Dijelaskan pula, dalam kegiatan ini, peserta tidak diberi tahu judul puisi apa yang akan dibaca. Mereka diberi tantangan, datang dan memilih sendiri salah satu buku puisi yang telah disiapkan di atas meja.
“Anak-anak dan ibu-ibu yang memilih sendiri buku puisi yang tersedia dan puisi apa yang dibaca dan langsung tampil ke depan membacakan puisi pilihannya,” kata Bang Maman.
Buku puisi yang disediakan yakni masing-masing; Kata Sebagai Senjata karya Rusdin Tompo, Bukan Dongeng Untuk Anakku karya Rusdin Tompo, Buku Denyut Nadiku karya Muhammad Amir Jaya, dan Bermain di Pasar Ampenan karya Agus K Saputra.
Kegiatan itu dihadiri juga mahasiswa Unhas yang pernah KKN di Komunitas Anak Pelangi. Salah seorang di antara mereka berulang tahun dan berbagi bingkisan kepada binaan K-Apel.
“Saya sangat senang bisa datang lagi di K-Apel bertemu dengan adik-adik dan ibu-ibu. Saya sangat bahagia sekali apalagi di bulan Ramadan ini bisa berbagi bersama adik-adik. Mohon doanya adik-adik agar saya dan teman-teman bisa segera menyelesaikan studi,” kata Eky sapaan akrab dari Rezky Asyhari yang berulang tahun. ***