Dialog Ramadhan dan Buka Puasa Bersama ‘Membedah Karya Sastra Yudhistira Sukatanya’

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Kak Yudhi – sapaan akrabnya, mengatakan, dia memberi judul Nyanyian Sunyi. Judul tersebut mengingatkannya pada Pramoedya Ananta Toer, yang pernah menulis buku dengan judul Nyanyi Sunyi Seorang Bisu. Dan karya-karyanya banyak menginpirasi, karena sangat kuat dalam desksripsi.

“Tanpa sadar tulisan-tulisannya menyeret kita dalam ceritanya,” terangnya.

Berkaitan dengan nyanyian sunyi ini, lanjut Yudhi, sebenarnya ada 21 cerpen di dalam buku tersebut, karena sesuatu hal ditambah deadline dari penerbit Lamacca harus mencetaknya, jadinya hanya 20 judul.

“Saya berusaha untuk memberikan deskripsi yang baik, meskipun pada kenyataan sebagian cerpen-cerpen ini sudah pernah di muat Harian Fajar. Dan saya lebih banyak menulis di saat sendiri setelah shalat subuh, karena saya menganggap waktu yang baik. Sehingga itu pilihannya menjadi nyanyin sunyi,” ujar Yudhi – mantan Kepsta RRI di Kepulauan Riau sebelum purnabakti.

Moch. Hasymi Ibrahim – sebagai pembicara menanggapi Buku Nyanyian Sunyi Karya Yudhistira Sukatanya mengenang karya Pramoedya Ananta Toer menulis buku nyanyi sunyi seorang bisu, Amir Hamzah dalam karyannya banyak menulis nyanyi sunyi. Tapi Yudhistira membuat dengan Nyanyian sunyi.

“Saya terdorong analisis judulnya ini melihat nyanyi itu sesuatu tindakan tetapi nyanyian sesuatu yang sudah didendangkan. Yang istimewah dari buku ini adalah kontemplasi dalam perenungannya. Beliau saat ini dalam hal kesalehan yang terekspresi dalam karya-karyannya – lebih religius,” tambah Ami panggilan akrabnya.

Di akhir tanggapanna, Hasymi mengingatkan masa kini harus dibedakan seseorang itu tidak dalam konteksnya akan tetapi apa-apa yang terkespresi, kiprah. Dan ingat, harus ada pembanding di tempat lain. Agar memperkaya kita.

“Olehnya itu kompatibal – masih cocok dengan lingkungan ini. Jadi intinya, kolaborasi, antisipasi, kompatibilitas dan relevansi. Untuk apa?, untuk berkonstribus, kata Hasymi mengingatkan. (*bersambung)

1
2
TAMPILKAN SEMUA
Baca juga :  Stand Diskop UKM dan Tenaga Kerja Sinjai Pamerkan Produk UMKM

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Kapolda Sulsel Tegaskan Panggilan Kemanusiaan Saat Lepas Brimob ke Aceh

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro, S.H., M.H., menegaskan keberangkatan personel Satbrimob Polda...

Hari Natal 2025: Bupati Soppeng Bersama Forkopimda Sambangi Sejumlah Gereja 

PEDOMANRAKYAT, SOPPENG - Dalam suasana perayaan Hari Raya Natal Kamis 25 Desember 2025, Bupati Soppeng H Suwardi Haseng...

Komitmen Eks Napiter Makassar: Jaga Kedamaian Natal dan Lawan Radikalisme

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Yayasan Rumah Moderasi Makassar menggelar diskusi bertema “Polri Bersama Eks Napiter Yayasan Rumah Moderasi Makassar...

Menyatukan Prestasi dan Persaudaraan, 1.062 Atlet Akan Berlaga di Kejuaraan Nasional Hasanuddin Championship 2

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Sebanyak 1.062 atlet pencak silat dari 68 kontingen berbagai perguruan di sejumlah Provinsi di Indonesia...