“Lomba balap lari ini pesertanya bebas, baik dengan menggunakan sepatu maupun tanpa menggunakan sepatu, Tetapi aturannya sudah dibuat dan mendapat pengawasan dari PASI,” tutur Danny.
Lebih lanjut Danny mengatakan ajang ini merupakan ide-ide dari ormas yang ada di masyarakat telah bersatu mengakomodir pertandingan yang begitu semarak malam ini.
“Kenapa mesti dilaksanakan lantang bangngia, karena biasa setelah orang tarwih,waktu sunyi tidak padat, diisi dengan lari seperti ini, sehingga saat istirahat tidurnya akan pulas,” jelasnya.
Danny juga memastikan setelah LBRC digelar dirinya juga akan kembali mengaktifkan Golo’ rong, Golo’ na anak lorong.
“Nanti setelah kita lari, kemudian kita cari lokasi bermain golo’ rong sepak bola di lapangan, Kita akan aktifkan main bola. Kita bikin di jalan yang baik di seluruh penjuru kelurahan hingga tingkat RT/ RW,” ujarnya.
Lima orang pemenang dalam final LBRC akan mendapatkan hadiah masing masing Bea siswa langsung dari Wali kota Makassar. (Rz)