Pada bulan suci Ramadan, pengajian diselenggarakan di berbagai tempat, baik di lingkungan kantor maupun maupun hotel-hotel berbintang. Tak ketinggalan, acara televisi dan radio juga menyajikan siaran dan bimbingan keagamaan secara optimal. Itu semua telah berlangsung belasan dan puluhan tahun, tulis Qomaruddin Hidayat.
Tetapi, lanjut Qomaruddin, mengapa berbagai ajaran luhur dan norma-norma keagamaan yang agung dan mulia tidak tercermin dalam perilaku politik, ekonomi, dan etika sosial sehari-hari yang pada gilirannya membuat kita terjerembab dalam krisis sosial yang sangat memalukan dan memilukan ini?
Hal seperti perlu kita renungkan di bulan Ramadan, seraya mempersiapkan diri mengikuti upacara hari lahirnya kembali diri kita ke fitra, bagai seorang anak yang dilahirkan tanpa noda dosa sama sekali.
Kita pantas bertanya pada diri sendiri, cukup berhasilkah, cukup kuatkah, dan cukup mampukah kita merealisasikan berbagai manfaat yang didapatkan di bulan suci Ramadan ini sebagai modal kehidupan sosial di sebelas bulan yang akan datang, yang penuh tantangan dan menyiratkan sedikit banyak keraguan dan kegalauan. Allah A’lam. ***
Makassar, 30 April 2022
Alhamdulillah