Menuju Hari Yang Fitri

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar

Dalam salah satu hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah, kecuali kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”

Dikutip dari salah satu tulisan Mahaguru dan Mahaterpelajar, Prof Dr Azyumardi Azra, istilah fitrah hanya digunakan sekali dalam Alquran. Para mufassir menjelaskan, manusia diciptakan Allah SWT dengan memberinya naluri bawaan untuk bersikap hanif, cenderung kepada tauhid, kebenaran, dan kebaikan.

Dengan melaksanakan ibadah puasa selama sebulan lamanya, kita berharap dapat kembali ke fitrah, asal penciptaan ketika diciptakan oleh Allah SWT, setelah sebelumnya fitrah kita, mungkin ternoda dengan perbuatan yang menjauhkan diri kita dari nilai-nilai ke-Tuhanan.

Seyyed Hossein Nasr, salah seorang Guru Besar di beberapa universitas terkemuka di Amerika Serikat, sebagaimana yang dikutip Azyumardi Azra, dengan mencapai fitrah, maka manusia kembali ke axis, poros, atau sumbu eksistensinya, meninggalkan ring, lingkaran luar yang berada jauh dari pusat eksistensial manusia itu sendiri.

Dalam menyambut hari yang fitri, semestinya merupakan kelahiran kembali manusia, bagaikan kuncupnya pohon lotus yang begitu indah meskipun ia tumbuh dan besar dari air yang kotor berlumpur.

Ajaran agama yang begitu agung akan membuahkan nilai-nilai yang suci dan agung pula hanya jika ia dipahami, dihayati, dan diamalkan oleh mereka yang berhati suci, yang senantiasa menyebarkan kasih dan kedamaian pada sesamanya, demikian ungkap Qomaruddin Hidayat.

Qomaruddin melanjutkan, misi agung sebuah agama kadangkala terhalangi oleh sikap ideologis pemeluknya ketika nilai-nilai agama telah terlembagakan. Pada tahapan ini, seringkali kita sulit lagi membedakan adakah seseorang memperjuangkan nilai luhur agama ataukah ideologi dari para pemeluknya, yang pada mulanya memang dibangun atas dasar premis-premis keagamaan.

Baca juga :  34 Mahasiswa UMI Siap Berkompetisi Di MTQMN XVII Malang 2023

Untuk meraih kembali fitrah di hari yang fitri, sebaiknya setiap Mukmin mampu bersikap polos dan lugas melihat dirinya yang paling primordial yang tidak bisa luput dari pengaruh dan percikan noda.

Rasulullah SAW mengingatkan, “Bahwasanya manusia adalah tempat membuat salah dan khilaf.” Dan juga, “Setiap anak Adam pasti pernah berbuat salah, dan sebaik-baiknya dari mereka adalah, ketika berbuat salah segera, menyadari kesalahan yang dilakukan dan berupaya untuk tidak mengulanginya lagi".

Selamat Hari Raya id Fitri, mohon maaf lahir dan batin. Allah A'lam. ***

Makasssr, 01 Mei 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Dua Sekolah di Sulsel Ukir Prestasi Nasional dalam Apresiasi UKBI 2025

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Dua sekolah menengah atas dari Sulawesi Selatan mencatat prestasi membanggakan di tingkat nasional. Dalam ajang Apresiasi...

MTsS Sabilit Taqwa Margomulyo Gelar Pentas Seni dan Market Day Peringati Hari Santri

PEDOMANRAKYAT, LUTIM – Suasana meriah menyelimuti halaman Masjid Jami Nurul Falah, Desa Manunggal, saat MTsS Sabilit Taqwa Margomulyo...

Catatan Ide History: Film BADIK, Embrio ‘Manggala Sinema Production House’

Oleh : Andi Pasamangi Wawo Sewindu, medio 2017 lalu di Sanggar Seni Pendopo Aspirasi Andi Pasamangi Wawo embrio film...

79% Berita Tempo Serang Kementan, Konsisten Menzolimi 160 Juta Petani

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA - Kuasa Hukum Kementerian Pertanian (Kementan), Chandra Muliawan, menegaskan bahwa langkah hukum yang ditempuh terhadap Tempo...