Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Seorang petani yang sedang berupaya mengangkat sekarung gandum ke atas punggung keledai untuk diantar ke tempat penggilingan. Tetapi, rupanya, keledai yang akan digunakan mengangkut gandum itu keledai liar yang tiba- tiba berlari meninggalkan tuannya sebelum tiba di lokasi tujuan.
Ketika si petani mencari cara untuk menemukan sang keledai, tiba-tiba ia ditegur oleh salah seorang tetangganya, “Saudaraku, hari ini adalah giliran sawah Anda untuk mendapat pengairan, oleh karena itu bersegeralah untuk mengurusi sawah Anda, agar tidak kehilangan kesempatan yang berharga ini.”
Mendengar ajakan sang tetangga, si petani kurang mempedulikan ajakan tersebut dan lebih ingin meninggalkan urusan sawah dan melupakan upaya memikirkan keledai yang lepas beberapa saat yang lalu. Sang petani memilih bersegera ke masjid, setelah mendengar suara azan berkumandang. Kebetulan hari itu adalah Jumat.
Setelah menunaikan Salat Jumat, sang petani bergegas pulang ke rumah. Dia terkejut setelah memasuki pintu rumah. Betapa tidak, di dalam rumah ia melihat sekarung gandum bersih telah terkupas dari kulitnya, di atas meja telah tersedia sepiring roti untuk disantap, dan ia telah diberitahu oleh sang isteri, bahwa sawah mereka telah diairi dengan pengairan yang cukup.
Dengan rasa tidak percaya, sang petani bertanya kepada sang isteri, “Isteriku, bagaimana mungkin semua ini bisa terjadi?”
Sang isteri menjawab, “Gandum kita telah digiling oleh tetangga, karena ia keliru kalau itu adalah gandumnya, sawah kita telah diairi dari sawah tetangga kita yang bocor, dan roti ini kumasak untuk santap siang kita bersama.”
Keduanya tersenyum sambil mengucapkan syukur kepada Allah SWT.
Mari kita mulai aktivitas kita pada hari Jumat yang cerah ini, sembari menyiapkan diri untuk memenuhi undangan Salat Jumat, saat adzan berkumandang nantinya. Allah A'lam. ***
Makassar, 06 Mei 2022