Reuni dan Kaleidoskop Anak Modul

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : Iqbal Djawad

PADA masa Yunani kuno ada satu tempat pertemuan umum, namanya Agora. Awalnya Agora hanya tempat umum dan sejalan dengan waktu menjadi “market place”. Begitulah kira-kira Agora dipahami secara sederhana. Pasar sudah barang pasti meniscayakan transaksi. Namun, bagi orang Yunani, aspek pasar dari Agora juga menghadirkan fungsi inti dari gathering: berbicara, diskusi dan ngobrol bebas.

Pada jaman itu diceritakan bahwa Socrates menyaksikan bahwa Agora menjadi tempat orang-orang Yunani bercakap-cakap tentang politik, kekuasaan, gosip, atau filsafat. Dan situasi tersebut menjadi gambaran pokok dari kaleidoskop bangsa Yunani. Keunggulan Yunani sebagai kota dagang dapat ditemukan di Agora. Kehidupan di Agora begitu lekat dengan Socrates. Konon kabarnya Socrates banyak terinspirasi dari Agora.

Tidak tahu mengapa, Saya membayangkan perkumpulan anak Modul yang merupakan anak kandung PPSP IKIP itu seperti halnya Agora di masa Yunani Kuno. Perkumpulan dengan semua tahun angkatannya adalah pasar sekaligus juga ruang berkumpul.

“Pasar” yang merupakan tempat di mana penonton tak hanya menyaksikan sebuah “teater” yang dipentaskan oleh para anak modul yang semakin hari semakin berkurang anggotanya, tetapi juga ada percakapan, obrolan, pujian, dan juga umpatan.

“Teater” ini sejatinya memperlihatkan kepada orang-orang bahwa “sekolah” dari anak-anak modul ini sudah tidak ada lagi tetapi semangatnya tidak pernah pudar untuk mempertontokan suatu proses pendidikan yang merupakan salah satu dari yang terbaik yang pernah ada di Negeri ini.

“Teater” ini secara perlahan bertransformasi menjadi suatu “Reunion” baik yang maya maupun nyata. Reunion menjadi suatu fakta sosial dimana sejatinya prinsip-prinsip moral dan persahabatan dipatuhi dan dijalankan di sana. Reunion harus menjadi suatu kesadaran, keyakinan, dan tindakan kolektif. Mengapa demikian ?

Baca juga :  Obituri Jusuf Manggabarani, Menerobos Jalan Blokade Malam di Labakkang

Karena reunion adalah katalis kuat untuk membentuk identitas sosial yang merupakan faktor pengokoh bagi siapapun untuk menyertakan dan merayakan pelbagai identitas, entah itu identitas lokal, profesional, etnis agama atau lainnya.

Reunion adalah salah satu tempat di mana identitas sosial itu terekspresikan. Identitas sosial inilah serta cerita di dalamnya yang dalam kurun waktu tertentu akan menjadi suatu kaledioskop, tentu dalam konteks anak modul adalah kaledioskop pendidikan dan peradaban yang bisa diceritakan walaupun wujud nyatanya sdah tidak ada.

Selamat bereuni, semoga semua cerita di Reunion bisa terangkum dan dijadikan kaledioskop yang bisa terekam sebagai pendukung suatu peradaban. Lebih dari itu kita semua anak modul bisa mengusung nilai reunion yang membawa serta cinta dan perlindungan dari sang Pencipta kepada kita semua, Aamiin.

6 Mei 2022
Kaki Gunung Merapi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Denyut Kehidupan di Car Free Day: (12) Cosplayer Di Tengah Lautan Manusia CFD

Fadhil Azhim Prodi Akuntansi FEB/Magang ‘identitas’ Matahari mulai menyapa bumi dengan sinarnya. Ayam mulai bernyanyi. Beberapa anak mulai bermain dengan...

Denyut Kehidupan di Car Free Day: (11) Irwan dan Roda-Roda Kebahagiaan

Suci Aulia Tenri Ajeng Sastra Indonesia FIB/Magang ‘identitas’ Dari kejauhan, dentuman lagu anak-anak menggema di udara pagi Car Free Day...

Denyut Kehidupan di Car Free Day: (10) Gaung Keadilan di Area Bebas Kendaraan Bermotor

Salah seorang relawan saat melakukan parade di CFD Boulevard, Minggu (12/10). (Foto: IDENTITAS/Aqifah Naylah Alifya Safar). Aqifah Naylah Alifya Safar Prodi...

Denyut Kehidupan di Car Free Day: (9) Jejeran Kukusan Hasil Bumi Uapi Jl. Boulevard

Andi Nadya Tenrisulung Prodi Sastra Jepang FIB/Magang ‘identitas’ Kepulan asap dari dandang, ‘menari’ mengepul menggoda sepasang mata untuk mendekat. Dijajalinya...