Seorang Warga Tewas Diduga Dianiaya Oknum Polisi, WALHI Sulsel Desak Kapolda Tarik Seluruh Personel

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Provinsi Sulawesi Selatan, merespon tragedi penganiayaan yang berujung tewasnya seorang warga di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

WALHI Sulsel dalam keterangan persnya mengecam keras penganiayaan warga Dusun Mawang, Desa Papangloe, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng hingga tewas yang diduga dilakukan oknum Polisi dari Satuan Brimob di area pabrik smelter PT Huadi.

Direktur Eksekutif WALHI Sulsel, Muhammad Al Amin mengatakan, PT Huadi Nickel Alloy adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas kematian Nuru', warga Desa Papangloe tersebut.

Karena menurutnya, kejadian penganiayaan tersebut terjadi di sekitar area PT Huadi. Selain itu, menurut informasi yang berhasil dihimpun WALHI Sulsel, peristiwa penganiayaan terhadap Nuru' terjadi saat dirinya sedang memulung.

“Tidak ada yang dapat membenarkan penganiayaan yang mengakibatkan korban tewas. Bagi kami ini sudah kategori pembunuhan. Dan siapapun pelakunya, PT Huadi Nickel Alloy adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas kematian korban tersebut," tegas Amin.

Atas peristiwa tersebut, lanjut Amin, WALHI Sulsel mendesak kegiatan pabrik pengolahan nikel PT Huadi Nickel Alloy dihentikan dan Direktur Utama perusahaan tersebut diberi sanksi berat. Selain itu, Kepala Kepolisian Daerah Sulsel juga diminta menarik seluruh aparat Brimob dari PT Huadi.

“Walaupun pelakunya diduga oknum polisi, namun Direktur Utama PT Huadi Nickel Alloy juga harus diperiksa dan dihukum. Selain itu kami mendesak Bupati Bantaeng dan Gubernur Sulsel untuk segera mencabut izin operasi PT Huadi Nickel Alloy di Kecamatan Pajukukang, Bantaeng," tambahnya.

Kemudian, Amin juga mempertanyakan kehadiran personel Brimob atau Kepolisian di sekitar area perusahaan yang melakukan penjagaan hingga penganiayaan yang menewaskan warga.

Menurutnya, keberadaan dan keterlibatan aparat Kepolisian di dalam kegiatan pengamanan perusahaan atau pabrik pengolahan nikel mengindikasikan, institusi Kepolisian tidak lagi berfungsi sebagai pengayom masyarakat, melainkan pengamanan perusahaan.

Baca juga :  Pangdam XIV/Hasanuddin Pimpin Rapat Strategis, Bahas Anggaran dan Pembangunan Rumah Dinas

“Kematian Almarhum Nuru’ yang diduga tewas akibat penganiayaan oknum Polisi di sekitar area pabrik PT Huadi adalah potret keberadaan aparat kepolisian di perusahaan bukan untuk melakukan pengamanan, melainkan untuk “mengeksekusi” warga yang masuk di dalam area perusahaan atau mencari hidup di sekitar area perusahaan," tutup Al Amin. (Hdr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Ratusan Peserta Toraja Coffee Festival, 60 Peserta Luar Ikut Lomba Seduhan Kopi

PEDOMANRAKYAT, TORAJA UTARA - Toraja Coffee Festival (TCF) kembali akan digelar yang kedua kalinya pada 19–20 September 2025...

Ketua Dr. Gunawan, SE., M.Si : Momen Yudisium STIE AMKOP Makassar Antar 109 Lulusan Menuju Dunia Profesional

PEDOMAN RAKYAT, MAKASSAR. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AMKOP Makassar kembali mencatatkan pencapaian akademik dengan meluluskan sebanyak 109...

Dukung Pembangunan Generasi Unggul, TP PKK Pinrang Hadirkan Rumah Gizi di Tiap Kecamatan

PEDOMANRAKYAT, PINRANG – Pemenuhan gizi adalah salah satu kunci utama dalam pembangunan generasi unggul yang menjadi cita-cita bersama....

Sehari di SMAN 13 Bulukumba, Disupervisi, Disurvei, dan Disuguhi Makan Gratis

PEDOMANRAKYAT, BULUKUMBA — Awal pekan ini, aktivitas di SMAN 13 Bulukumba berlangsung lebih padat dari biasanya. Dalam satu hari,...