“Tantangan yang paling kuat saat ini adalah arus informasi yang banyak dan datang secara bersamaan melalui berbagai sumber, terutama dari penggunaan teknologi dan informasi dan komunikasi,” tambah Teguh Setyabudi.
Acara itu digelar dalam upaya mendukung arah kebijakan nasional urusan pemerintahan bidang perpustakaan, mengingat saat ini kita sedang menghadapi perubahan iklim informasi era digital, sehingga perpustakaan daerah harus mampu bertransformasi mengikuti perkembangan teknologi.
Dirjen Bina Pembangunan Daerah juga menyampaikan jumlah sebaran data perpustakaan di seluruh Indonesia masih didominasi di Pulau Jawa, yaitu Provinsi Jawa Timur (32.511), Jawa Tengah (28.624), Jawa Barat (25.570), Sulawesi Selatan (16.075) dan Sumatera Utara (12.273).
Hal ini berdampak juga pada hasil kajian tingkat gemar membaca masyarakat pada tahun 2020 untuk provinsi DI Yogyakarta mendapatkan nilai tertinggi yaitu 64,47, sedangkan untuk indeks pembangunan literasi masyarakat tahun 2020 nilai tertinggi diperoleh provinsi Kalimantan Selatan (48,70).
Ditegaskannya, Ditjen Bina Pembangunan Daerah akan senantiasa bersinergi dan berkolaborasi dengan mitra Kementerian/Lembaga dalam memfasilitasi sinkronisasi perencanaan agar program kegiatan pemerintah daerah sejalan dan mendukung arah kebijakan nasional urusan perpustakaan menuju ekosistem digital. (*)