Gibran benar, harapan memang penyakit, seseorang yang hidup dalam harapan benar-benar sakit berat, penyakit yang di alami adalah psikosomatis.
Manusia harus sadar bahwa tidak ada yang dapat menolong mereka kecuali diri sendiri. Lebih jauh Gibran mengingatkan, kelemahan dan keangkuhan, merupakan penyakit. Yang lemah sakit, yang angkuh pun sakit.
Sesungguhnya apa yang dapat disombongkan; kekayaan, kedudukan, atau ketenaran? Manusia harus sadar bahwa semua itu tidak langgeng, suatu saat akan kembali kepada pemilik alam ini.
Pada pejabat yang sudah pensiun biasanya mengalamu post power syndrome. Ketika aktif sebagai pejabat, setiap orang mendengar, bahkan takut kalau tidak melaksanakan perintah mereka.
Apalagi jika jabatan yang diduduki oleh seseorang dapat membuat masyarakat takut, bahwa mendengar jabatan yang diduduki saja sudah membuat masyarakat gemetaran. Namun, ketika sudah tidak menjabat, manusia baru sadar kalau mereka tidak memiliki jabatan tersebut.
Di antara manusia, ada juga yang meyakini dan mengandalkan kekayaan atau ketenaran yang dimiliki. Mereka tidak membayangkan kehidupan tanpa harta benda dan popularitas. Tanpa uang, tanpa nama, mereka bisa merasa kehilangan jadi diri.
Harapan dan keangkuhan, menunjukkan betapa tidak percaya dirinya manusia. Itu karena manusia terlalu mengandalkan atribut di luar dirinya. Mereka mendewakan kedudukan, kekayaan, dan ketenaran. Inilah berhala- berhala baru yang harus di singkirkan.
Ya Allah! Bimbinganlah kami, agar kami senantiasa mensyukuri nikmat-Mu. Allah A’lam. Terinspirasi dari buku Khalil Gibran.***
Makassar, 29 Mei 2022