Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Istigfar merupakan suatu amalan yang dianjurkan untuk dilakukan setiap hari, khususnya bagi kaum mukmin/muslim yang senantiasa ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam kitab suci Alquran, perintah memohon ampun tidak hanya ditujukan kepada kaum beriman umumnya, tetapi juga kepada Rasulullah SAW sendiri.
Perintah untuk senantiasa beristigfar kepada Rasulullah SAW merupakan suatu fenomena menarik. Bagaimana tidak, Rasulullah SAW merupakan pribadi yang maksum dari dosa, namun justeru diperintahkan untuk senantiasa beristigfar kepada Allah SWT.
Salah satu perintah istigfar diberikan pascapenaklukan Makkah, seolah-olah perintah untuk beristigfar merupakan salah satu follow up pembebasan Kota Suci Makkah, tempat Rasulullah SAW dilahirkan. Perintah tersebut, termaktub dalam surat al-Nashr.
Jika pembebasan Kota Makkah merupakan puncak keberhasilan Rasulullah SAW dalam melembagakan din dan Islam dalam bentuk kekuasaan politik, kiranya dapat dibenarkan jika dikatakan bahwa bertasbih dan memuji Allah SWT serta beristigfar memohon ampun kepada Allah SWT merupakan puncak pesan Ilahi untuk melembagakan ajaran agama dan Islam dalam bentuk keagamaan sehari-hari.
Mengingat perintah beristigfar tersebut pertama kali diperintahkan kepada Rasulullah SAW sementara Rasululah SAW merupakan seorang yang terbebas dari dosa, maka dapat disimpulkan bahwa perintah tersebut berlaku bagi seluruh kaum mukmin/muslim.