Dari Diseminasi Buku Karya Abdul Madjid Sallatu : Ini Dekorasi Politik, Bukan Demokrasi

Bagikan:

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Ketiga, dalam pembangunan ekonomi, dimensi sosial harus menjadi salah satu perhatian utama. AMS, kata Sawedi, mengungkap salah satu capaian strategis dari keterlibatannya di berbagai kegiatan ekstra kampus, yaitu modul yang disebut dengan ‘paricipatory local sosial development’ – PLSD – (pembangunan dengan keterlibatan masyarakat lokal). PLSD ini sangat sejalan dengan pondasi struktur sosial, konsep yang sangat dekat dengan kajian ilmu ekonomi, yakni bahasan mengenai sembilan elemen rumah tangga yang terkait secara kompleks.

“Keempat, Kak AMS secara konsisten menyampaikan pikirannya mengenai pentingnya aspek keunikan lokal dalam bentuk ‘leadership’ (kepemimpinan) sumber daya manusia dan sumber daya alam, bahkan lokasi geografis dalam pembangunan daerah,” ujar Sawedi sebelum Idham Chalid dari Unismuh Makassar tampil sebagai pembicara ketiga.

Rektor Unhas periode 1989-1993 &1993-1997, Prof. Dr. H. Basri Hasanuddin, MA menilai, sosok AMS telah menghiasi perjalanan hidupnya yang warna-warni dan telah berbuat bagi bangsa dan negaranya dengan penuh makna.

Taslim Arifin yang termasuk trio dengan AMS dan Tadjuddin Parenta, menyebutkan, ketika mahasiswa, AMS memiliki kelompok sahabat yang beraneka dengan kecenderungan karakter yang berbeda. Dia sanggup bergaul akrab dengan mahasiswa dan cenderung dominan pengaruhnya. Mulai dari ‘kutu buku’ sampai kepada kelompok mahasiswa yang senang balapan di Pantai Losari.

“AMS bersahabat dengan berbagai kelompok pemikiran, cenderung tidak partisan. Pemikiran AMS memilih merdeka dari berbagai anasir yang sektarian. Dia juga lebih tertarik pada organisasi intra-universiter sejalan dengan kecenderungannya yang tidak sektarian, terpola, atau tergolong,” ujar mantan Ketua Dewan Mahasiswa Unhas ini.

“Ada yang unik dari kami bertiga hingga saat ini. Waktu masih kuliah, pernah seorang pejabat Unhas memberi tahu kepada teman-teman lain, jika Pak Madjid, Taslim, dan saya berselisih paham jangan ikut campur. Sebab, mereka bertiga itu akan rujuk kembali dalam waktu singkat. Seperti kata pepatah ‘air bertemu air dan sampah akan menepi’. Ujung-ujungnya yang ikut campur jadi bermasalah bagi mereka bertiga,” imbuh Tadjuddin Parenta yang menjadi salah seorang trio AMS.

Baca juga :  Tablik Akbar Bertema "Mengantisipasi Bahaya Radikalisme" Digelar di Masjid Mujahidin Makassar

Tadjuddin Parenta menilai, AMS termasuk sosok yang unik karena beberapa alasan. Pertama, teguh memegang nilai-nilai kekeluargaan. Kedua, kesetiakawanan. Ketiga, sejak mahasiswa, tekun dan setia pada organisasi tempat dia berkiprah. Keempat, walaupun dia sering terlibat dalam tugas atau kegiatan nonperguruan tinggi, tetapi ia tetap konsisten berjalan di atas rel keilmuan sebagai seorang ekonom yang ditunjang oleh pengalaman organisasi kemahasiswaan, terutama sebagai Wakil Ketua Dewan Mahasiswa Unhas di era Tadjuddin Nur Said (1975-1977).

Ikut memberikan sambutan pada acara ini, Pimpinan Wilayah Bank Mandiri Makassar, Muhammad Asshidiq dan beberapa pemberi komentar pada acara diseminasi ini meliputi, A. Husni Tanra, H. M. Roem, KS Dalle (anggota DPRD Sulsel), M. Saleh Ali, Darmawan Salman, M. Dahlan Abubakar, Mulawarman, dan Asmin Amin yang juga menutup komentarnya dengan seuntai puisi,

Abdul Madjid Sallatu dilahirkan di Sengkang 13 Juni 1948, sehingga acara diseminasi buku tersebut sekaligus dirangkaikan dengan hari ulang tahun ke-74. Dia menamatkan pendidikan S-1 di Fakultas Ekonomi Unhas (1978) dan ‘School of Economics University of the Phillipines’ (1982). Aktif di Senat Mahasiswa FE Unhas (1972 s/d 1974) dan terpilih sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Mahasiswa Unhas (1975-1977). Pernah aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerima Beasiswa Supersepar (KMA PBS) Unhas, Keluarga Alumni HMI (KAHMI) dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

AMS pernah menjabat Pembantu Dekan III FE Unhas (1983-1989), Wakil Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulsel dan Wakil Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) 1990-1998), dan mengikuti pendidikan reguler Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Kursus Reguler Angkatan (KRA)XXXI-1998. Saat kembali ke kampus, AMS dipercaya memimpin Pusat Studi Kebijakan dan Manajemen Pembangunan (PSKMP) Unhas (1999-2006).

Baca juga :  Kerjasama LCM Jeneberang dan LCB Candra Kirana, Bagikan Sepatu Gratis di Makassar dan Gowa

“Semua acara, termasuk permintaan testimoni pada 77 narasumber digagas oleh Gego. Saya tahu ‘operasi senyap’ Gego, ketika ada pemberi testimoni yang menelepon saya mengenai tulisannya,” kata AMS tentang anaknya yang bernama asli M. Ashary Sallatu yang pada saat acara diseminasi buku tidak hadir karena sedang berada di Negeri Belanda melanjutkan pendidikan. (MDA)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Promo Nonton Bioskop Februari 2025: Diskon, Cashback, dan Penawaran Menarik di XXI, CGV, dan Cinepolis

PEDOMANRAKYAT - Kabar gembira bagi pecinta film! Menyambut Februari 2025, jaringan bioskop ternama seperti XXI, CGV, dan Cinepolis...

Komisi I DPRD Pinrang Gelar RDP Soal Ternak Sapi yang Berkeliaran

PEDOMANRAKYAT, PINRANG - Polemik terkait ternak sapi yang berkeliaran dan merusak perkebunan warga di Desa Malimpung, Kecamatan Patampanua...

Tidak Ada Negara di Dalam Negara : NKRI Harga Mati !

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Beredarnya video dan informasi mengenai pelantikan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Konsulat Indonesia di wilayah...

Menag Matangkan Kurikulum Cinta dan Eco-Theology untuk Perkuat Kerukunan dan Kelestarian Alam

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) terus mematangkan konsep “Kurikulum Cinta” dan “Eco-Theology” sebagai upaya strategis dalam membangun...