Orang-orang yang membeli ikannya kebanyakan adalah untuk keperluan obat bagi penderita sakit tertentu, adapula yang membeli ikan lelenya yang hidup untuk diternakkan.
Kalangan orang Bugis adalah yang paling banyak membeli ikannya. Pada sore hari disetiap hari Gudang datang ke rawa atau sungai membeli ikan kemudian dijual lagi kepada para pembeli dan pelanggan tetapnya.
Setiap hari biasanya dia menghasilkan Rp. 50,000,-hingga Rp. 200,000,- nilai tersebut baru dalam hitungan kotor.
Namun, dengan penghasilannya itulah yang membuat dirinya bertahan menjalani kerasnya kehidupan dikota sepeniggal istrinya di 2014 lalu.
Sebelum memilih jualan ikan air tawar dia bekerja serabutan yang dapat menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Gudang memiliki 3 anak dua diantaranya telah berkeluarga dan memiliki pekerjaan mereka sendiri bahkan Gudang telah memiliki 4 cucu dari masing-masing anaknya.
Namun, satu anaknya tak punya pekerjaan, hal inilah yang membuat dirinya juga harus menafkahi anaknya tersebut, katanya.
Kehidupannya terlihat sangat pas-pasan bahkan kurang menurut orang lain, tapi baginya pekerjaan dan penghasilannya lebih dari cukup untuk kehidupannya yang sederhana.
Setiap hari ia mengulang dan menjalani rutinitas kehidupan yang senantiasa berulang selama 20 tahun untuk bertahan dan menjalani hidupnya.
Tak ada rencana untuk kedepannya, ia hanya akan berjualan ikan sepanjang hidupnya dengan menjalani segala hal dengan sederhana dan penuh syukur.***