Suatu ketika Hudzaifah ditanya oleh Rasulullah SAW, “Wahai Hudzaifah, bagaimana keadaanmu pagi ini?”
Hudzaifah menjawab, “Pagi ini aku benar-benar beriman kepada Allah SWT dengan penuh hakikat.”
Kemudian Rasulullah SAW bertanya tentang hakikat imannya. Hudzaifah menjawab, “Aku selalu menjaga jarak dengan dunia. Bagiku sama saja antara emas dan batu bata. Seolah-olah aku melihat penghuni surga bergelimang dalam kenikmatan, dan aku melihat penghuni neraka tengah disiksa.”
Di mata Hudzaifah, emas tidak berbeda dengan perak, masalah gaib baginya seakan-akan suatu hakikat. Oleh karena itu, Rasulullah SAW berkata kepadanya, “Engkau sudah berada pada tingkatan orang arif, maka tetaplah dalam keadaan tersebut.”
Allah SWT menganugerahkan kepada manusia tiga tahapan keyakinan. QS al- Takatsur. Awalnya, Allah SWT menyinggung ilmu yakin, lalu beralih pada ainul yakin.
Untuk tahap ketiga, Allah SWT menyebutnya dalam QS al-Waqi’ah 75- 80 dan al-Waqi’ah 85- 96. Di sini mungkin muncul pertanyaan, mengapa Allah SWT hanya menyinggung masalah haqqul yakin, setidaknya para penghuni surga yang terdiri dari kaum beriman sudah dicukupi dengan bekal ainul yakin dari Allah SWT.
Adapun mereka yang tidak beriman kepada Allah SWT, senantiasa bimbang sampai datang kepada mereka haqqul yakin, ketika kemudian mereka digiring ke neraka. Allah A’lam. ***
Makassar, 28 Juli 2022