PEDOMANRAKYAT, MAROS - Lembaga Pengabdian dan Penelitian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin melaksanakan kegiatan berupa pembentukan karakter manusiawi, arif, religius, integritas, tangguh, inovatif, dan mandiri (MARITIM) bagi pemuda Karang Taruna Desa Bontobiraeng Selatan, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa.
Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 30 dan 31 Juli 2022 tersebut dilaksanakan di Puca Kabupaten Maros. Ketua Panitia Dra. St. Nursa’adah, M.Hum menjelaskan, mitra kegiatan ini adalah Karang Taruna Desa Bontobiraeng Selatan, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa.
“Pemuda Karang Taruna akan didampingi langsung oleh Kepala Desa Bontobiraeng Selatan M. Hatta Dg Nai,” ujar Nursa’adah, Sabtu (30/07/2022) melalui chat Whatsapp-nya.
M.Hatta Dg. Nai mengatakan, menilai kegiatan yang dilaksanakan LP2M Unhas ini sangat bermanfaat bagi Pemuda Karang Karuna dalam membangun karakter MARITIM yang bermanfaat.
“Setelah mengikuti kegiatan ini, para pemuda dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan Desa Bontobiraeng Selatan. Dengan memiliki karakter MARITIM, pemuda akan unggul dan berprestasi, sehingga akan mampu membangun desanya,” ucap Dg. Nai.
Sementara fasilitator dalam pengabdian ini adalah dosen dan mahasiswa Universitas Hasanuddin. Menurut Nursa’adah, kegiatan ini dilaksanakan untuk membangun kepercayaan diri pemuda pasca pandemi Covid-19.
“Harapannya, pasca pandemi pemuda karang taruna tetap memiliki karakter MARITIM di dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di desa. Mereka diharapkan tetap tangguh dalam membangun desanya,” kunci Nursa’adah.
Nursaadah mengatakan, kegiatan dimulai dengan membaca materi karakter MARITIM, sebelum mengaplikasikannya. Peserta membaca dan membagi kelompok menjadi 7. Setiap kelompok melakukan presentasi terhadap materi yang diberikan dan kelompok lain memberikan masukan dan tanggapan kelompok presentasi. Setelah itu, kegiatan dilakukan di luar ruangan melalui games.
Games yang digunakan antara lain adalah games sungai beracun, dragonball, tangkap bola, tebak kata, dan tepung berayun.
“Permainan inilah yang sangat seru karena ada yang suka curang, tidak jujur, mengambil jalan pintas, egois, mau memenangkan permainan dengan cara apa pun. Mereka seolah-olah tidak menyadari bahwa games ini adalah permainan, sehingga betul-betul seperti kompetisi murni sehingga yang sensitif dapat menjadi emosi,” kata Nursa’adah.
Pada akhir games dapat diidentifikasi beberapa karakter yang muncul dari mereka. Mereka saling mengoreksi, memberi saran, dan akhirnya saling merangkul, memaafkan, dan dilanjutkan dengan mandi-mandi bersama di kolam renang di objek wisata Puca Kabupaten Maros. (MDA)