H Hasaruddin
Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Salah satu kisah kepahlawan yang cukup heroik dalam sejarah Islam masa lalu adalah, kisah seorang ibu yang luar biasa, al-Khans.
Peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan Amir al-Mukminin, Umar ibn al-Khattab, saat kampanye pembebasan Persia.
Persia memang harus dibebaskan, karena saat itu daerah tersebut berada di tangan para penguasa feodal dari dinasti Sasan, yang menguasai tanah pertanian dan mereka senantiasa mengeksploitasi tanah- tanah milik rakyat miskin.
Umar memulai ekspedisi penaklukan tersebut, dan memobilisasi kekuatan massa.
Al- Khans, salah seorang ibu dengan empat putera datang menghadap kepada Amir al-Mukminin, al-Khans mengajukan keempat puteranya untuk terlibat dalam penaklukan Persia. Keempat puteranya bersedia ikut bergabung dengan pasukan Muslim untuk menaklukan Persia.
Sebelum kepergian keempat puteranya, al-Khans memotivasi mereka,”Wahai putera- puteraku, kalian adalah penganut Islam yang taat, kalian melakukan hijrah atas kemauan kalian sendiri. Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia, kalian berempat adalah anak seorang ayah, sebagaimana juga kalian anak seorang ibu. Aku tidak mengecilkan kehormatanku, juga tidak merubah nasibmu. Ketahuilah oleh kalian semua bahwa kampung yang abadi adalah lebih baik dari kampung yang fana ini.
Tabahlah kalian, tabahkan pula sesama kalian, kuatkan solidaritas kalian, dan bertaqwalah kepada Allah SWT, semoga kalian memperoleh kemenangan.
“Jika kalian melihat perang telah menyingsingkan lengannya, dan api pertempuran telah membakar seluruh penjuru, usaplah wajahmu dengan debu, terjang batu penyandungnya, nanti kalian akan menang dengan memperoleh rampasan dan kemuliaan, di kampung keabadian dan kehormatan”.
Keesokan harinya, keempat pemuda tersebut menuju markas kaum Muslimin, yang kemudian dikirim ke al-Qadisiyah.
Mereka maju menerjang musuh dengan gagah berani, sambil mendendangkan pesan ibu mereka yang mengharukan tersebut, hingga akhirnya keempat lelaki tersebut, wafat sebagai syuhada.