Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Allah SWT menegaskan bahwasanya Nabi Muhammad SAW hanyalah manusia biasa yang diberi amanah untuk menyampaikan risalah kepada umat manusia. Risalah yang disampaikan merupakan suatu kebenaran dan bukan berdasarkan hawa nafsu atau kepentingan diri pribadi.
Sebelum diangkat sebagai Rasul, Nabi Muhammad SAW oleh masyarakat sekitar sebagai seorang yang al- Amin atau dapat dipercaya. Gelar al- Amin yang diberikan kepada Rasulullah SAW merupakan suatu gelar yang diberikan oleh masyarakat Quraiys kepada beliau. Jadi bukan beliau yang menggelari diri sendiri, namun orang lain.
Dengan modal al-Amin, ternyata tidak membuat masyarakat Qurayis merta merta menerima risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW di antara argumen yang membuat ditolak adalah, karena beliau dianggap ingin mengubah tatanan masyarakat Qurayis yang dianggap sudah mapan.
Seperti diketahui, masyarakat Qurayis dalam kehidupan sosial kemasyarakatan memiliki tingkatan, dari kasta bangsawan hingga budak. Parahnya, bangsawan sekalipun berbuat kejahatan tetap dianggap sebagai tindakan kebaikan. Sebaliknya, ketika rakyat jelata berbuat salah, maka mereka harus dihukum.