Agama Sebagai Alat Kekuasaan?

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar

Malinowski dan Radcliffe-Brown, dalam eksperimennya mengatakan, agama mewariskan fungsi yang penting dalam masyarakat primitif, yaitu menopang tegaknya masyarakat dan mengoreksi perilaku individu. Politik merupakan salah satu yang disakralkan.

Untuk menopang tercapainya tujuan politik, agama merupakan alat untuk mencapai legitimasinya dan merupakan salah satu sarana yang digunakan dalam pertarungan politik, sebagaimana kajian dalam masyarakat primitif yang berasumsi bahwa kelas agamawan dan kelas penguasa memiliki hubungan erat dalam dinamikanya masing- masing. Otoritas politik memiliki hegemoni terhadap kesakralan sesuatu dan dapat menggunakannya demi kesuksesan, dalam keadaan apa pun.

Dalam menyatukan Qabilah Arab, Qushayi menjadikan agama sebagai alat (Khalil Abd Karim, 2022: 11) dan itu menghasilkan beberapa hal :

Pertama, ia memberikan pegangan kepada kabilah-kabilah Arab melalui syiar haji. Sebuah syiar yang diambil dari seluruh kabilah dengan berbagai bentuk patung yang disembahnya, kemudian sampai tingkat pentauhidan di bawah tangan penguasa.

Kedua, mengangkat syiar tersebut sebagai motivasi yang sangat efektif dan telah menundukkan jiwa di bawah tangan penguasa.

Upaya yang dilakukan Qushayi dengan menjadikan agama sebagai alat dalam melanggengkan kekuasaannya cukup berhasil dan sukses. Tidak heran, jika kemudian masyarakat menganggap Qushayi dan turunannya sebagai orang suci dan mereka menikmati gelar kesucian tersebut.

Kekuasaan Qushayi selama hidup dan sepeninggalnya bagaikan agama yang dianut. Masyarakat menaatinya, dan penempatan agama sebagai sebuah tradisi bagi orang-orang sesudahnya, kelak diikuti oleh anak dan cucunya dengan cerdik.

Era modern seperti saat ini, masih adakah pribadi sebagaimana Qushayi yang mampu mensakralkan diri, keluarga dan keturunannya?

Jika masih ada, apakah para pengikutnya tidak menggunakan akal sehat mereka dalam mempelajari agama mereka, khususnya Islam yang sangat rasional dan terbuka?

Baca juga :  Operasi Premanisme Pekat Lipu Polda Sulsel Ungkap 665 Kasus, Amankan 118 Pelaku

Jangan-jangan, ketika masyarakat hari ini mengikuti dengan pasrah apa yang dilakukan oleh Qushayi dikarenakan mereka tidak menggunakan akal mereka, atau juga dkarenakan mereka memiliki tujuan politik yang belum tercapai? Allah A'lam. ***

Makassar, 5 September 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Bantah Pernyataan Sandri Paloka di Medsos, Kadis Nakertrans Halut, Jefry R Hoata Bilang Begini

PEDOMANRAKYAT, HALMAHERA UTARA - Pernyataan Kabid Agitasi GMNI Halmahera Utara (Halut), Sandri Paloka di media sosial yang menilai...

Bilqis yang Tak Pulang: Tangis, Ketakutan, dan Seruan Darurat dari Pemerintah Sulsel

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Sore itu seharusnya menjadi hari biasa. Bilqis, gadis kecil berhijab pink dengan tawanya yang khas,...

FEB-Unhas dan Bank Unhas Gelar Pengabdian di Bantaeng

PEDOMANRAKYAT, BANTAENG - Tim pengabdian masyarakat yang tergabung sebagai bagian dari PKM Program Hibah Internal Peningkatan Kinerja Utama...

Ketua PGRI Wajo Apresiasi Guru dan Pemerintah, HGN 2025 Jadi Momentum Penguatan Pendidikan

PEDOMANRAKYAT, WAJO - Upacara Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2025 yang dirangkaikan dengan Hari Ulang Tahun ke-80...