Oleh : H Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
QS 25: 63 - 74, menguraikan sifat kaum beriman yang pengasih ialah jika mereka berjalan di atas bumi, berjalan dengan rendah hati. Dan jika diajak bicara oleh mereka yang bodoh, mereka akan mengucapkan Salam.
Mereka adalah orang-orang yang senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Mereka menyadari bahwa dirinya senantiasa terancam kesengsaraan, maka mereka senantiasa memohon kepada Allah SWT untuk dihindarkan dari hal tersebut.
Mereka tulus dalam beribadah kepada Allah SWT semata dan menghormati hak hidup orang lain yang memang dilindungi oleh Allah SWT dan senantiasa menjaga kehormatan diri sendiri. Mereka tidak membuat kesaksian palsu, dan jika bertemu dengan hal-hal tidak berguna, mereka menghindar dengan harga diri.
Kemudian, jika diingatkan akan ajaran Allah SWT, mereka tidak bersikap masa bodoh, seolah-olah tuli dan buta. Mereka juga memliki tanggungjawab keluarga yang tinggi. Memiliki rasa tanggungjawab sosial dengan keinginan kuat, yang dinyatakan dalam doa kepada Allah SWT untuk dapat melakukan sesuatu yang bersifat kepemimpinan yakni sikap hidup dengan memperhatikan kepentingan orang banyak.
Apa yang dikemukakan dalam Alquran, bersangkutan dengan rasa kemanusiaan yang amat tinggi dari kaum beriman. Karena rasa kemanusiaan tersebut, mereka tidak sombong, sedemikian rupa, bahkan ketika berurusan dengan oranh yang tidak memahami sesuatu pun tidak kehilangan kesabaran, bahkan mengharapkan kebaikan untuknya.
Tidak secara berlebihan atau berkekurangan dalam menggunakan hartanya adalah jenis rasa kemanusiaan dan tanggung jawab sosial yang tinggi. Sebab jika berlebihan seperti gaya hidup konsumerisme, maka hal itu akan mengundang masalah sosial. Akan tetapi begitu pula sebaliknya kalau orang hanya menumpuk kekayaan tanpa mau menggunakannya, maka kelancaran ekonomi masyarakat akan terganggu.
Rasa kemanusiaan itu juga dicerminkan dalam sikap menghormati hak hidup orang lain serta dalam menjaga kehormatan diri sendiri. Kesaksian palsu adalah tindakan yang amat tidak bertanggung jawab, karena akan mencelakan orang lain, maka hal tersebut akan dihindari oleh kaum beriman. Rasa kemanusiaannya juga membuat seorang mukmin sejati bersikap serius dalam keinginan belajar dan menemukan kebenaran. Allah A'lam. Terinspirasi dari tulisan Allahummagfir lahu Cak Nur. ***
Makassar, 20 September 2022