PEDOMAN RAKYAT, BULUKUMBA –
Lokakarya 5 angkatan ke-5 Program Pendidikan Guru Penggerak, berlangsung di SMKN 3 Salemba, Lembang, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Sabtu (19/11/2022).
Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Sulawesi Selatan, Dr Arman Agung MPd, mengunjungi lokasi tersebut melakukan monitoring dan evaluasi (Monev). Lokakarya diikuti 75 peserta.
Ke-75 calon guru penggerak tersebut dibagi atas lima kelas. Mereka berasal dari sejumlah sekolah se Kabupaten Bulukumba. Mulai dari guru PAUD, SD, SMP, hingga SMA.
Mereka terlihat antusias mengikuti lokakarya. Semuanya Nampak aktif karena pembelajaran berlangsung dua arah. Terjadi diskusi antar-peserta saat membahas inovasi program.
Calon guru penggerak yang mengikuti lokakarya ini telah melewati seleksi, beberapa waktu lalu. Mereka akan dievaluasi setelah mengikuti lokakarya berkelanjutan yang diagendakan bakal berlangsung sembilan kali.
Kepala BBGP Sulsel Arman Agung mengunjungi peserta lokakarya di lima ruang kelas berbeda, sekaligus memotivasi mereka agar tetap berkreasi dan memunculkan potensi dirinya sebagai calon guru penggerak.
Dalam pertemuan itu, Arman Agung mengingatkan salah satu filosofi hidup orang Bugis Makassar yang mampu beradaptasi di setiap tempat di manana pun berada.
“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung," kata Arman Agung merespons pernyataan salah seorang calon guru penggerak.
Filosofi itu menurut Arman Agung menunjukkan kemampuan orang Bugis-Makassar melakukan banyak hal dengan sempurna di mana pun mereka beraktivitas. Mereka mampu menyesuaikan diri tanpa kehilangan jati dirinya sebagai orang Bugis Makassar.
Kepala BBGP itu menjelaskan juga bagaimana orang Bugis-Makassar berterima dengan cara yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya. Orang Bugis Makassar mewujudkan rasa terima kasihnya dengan sikap dan perbuatan.
“Orang Bugis-Makassar itu berterima dalam hati. Dia rela melakukan banyak hal untuk kebaikan orang yang telah berjasa kepadanya. Orang Bugis Makassar itu ikhlas mempertaruhkan darah dan nyawanya untuk membela mereka yang telah menanam jasa kepadanya,” katanya.
Di ruang kelas berbeda, Arman Agung berdialog dengan salah seorang calon guru penggerak dari SMPN 6 Bukit Harapan Bulukumba, Kindang, Bulukumba.
Dialog itu berlangsung, seusai Ayu Triana, nama guru tersebut, menjelaskan inovasi siswanya mendaur ulang sampah menjadi bajo bodo, busana khas perempuan Bugis - Makassar.
Ayu Triana memperlihatkan gambar baju bodo kreasi siswanya melalui ponsel kepada Arman Agung seraya menjelaskan proses pembuatannya dari mulai mengumpulkan kantong kresek dan merangkainya menjadi baju bodo.
Kreasi itu dilakukan Ayu Triana bersama murid-muridnya setelah mengikuti rangkaian lokakarya sebagai calon guru penggerak.
Di ruangan lain, seorang calon guru penggerak menyampaikan kiat memotivasi muridnya menjadi kreatif sebagai hasil pembelajarannya selama lokakarya. Guru itu mengajak siswanya menulis puisi. Hasilnya, banyak murid yang bisa langsung menulis puisi. Meski belum sesempurna dengan yang diharapkan.
“Pengalaman saya itu, membuktikan bahwa siswa mampu melakukan banyak hal untuk mengeksplorasi potensi dirinya jika dimotivasi dan diberi kebebasan berkreasi,” kata berusia muda itu.***