Selain itu, banyak juga guru yang sudah lanjut usia dan menjelang pensiun sehingga tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi. Seperti diungkapkan kelompok dari Kecamatan Towuti. Bahkan, di daerah itu belum ada wi-fi.
Di daerah tersebut banyak kepala sekolah yang menjadi guru biasa, sehingga anjlok produktivitasnya.
Kendala lainnya, partisipasi orang tua murid di wilayah itu nyaris tidak ada. Mungkin karena mereka umumnya bermata pencaharian nelayan dan petani sehingga perhatian terhadap pendidikan anak-anaknya kurang memadai.
Pasokan listrik dari PLN yang kadang-kadang putus tiba-tiba juga menjadi salah satu kendala.
“Jika sementara login atau melakukan pembelajaran, tiba-tiba listrik padam maka apa yang kami kerjakan menjadi sia-sia,” ungkap salah seorang guru.
Setelah memahami potensi dan kendala yang dihadapi terkait implementasi kurikulum merdeka di sekolah masing-masing, peserta pendampingan kemudian dipandu oleh pemateri lainnya dari BBGP Sulsel Dr Jamaluddin untuk mengatasi setiap permasalahan dihadapi.
Termasuk membuat aksi nyata yang belum dipahami. Mereka juga dimotivasi agar bisa menjadi motor penggerak di sekolah masing-masing, bahkan di sekolah lain di wilayah kerjanya untuk menyukseskan implementasi kurikulum merdeka jalur mandiri.
Terkait manfaat pendampingan yang berlangsung sejak pagi hingga sore itu, Sunarto, salah seorang peserta dari PKBM Buludeceng, mengaku bersyukur mendapat pencerahan untuk implementasi kurikulum merdeka ini.
“Sebelumnya, kami ini ibarat bis malam yang berjalan tanpa lampu penerangan, sekarang kami merasa ikut terpanggil untuk mengimplementasikan ilmu yang kami peroleh hari ini,” katanya.
Dia berharap, tim dari Balai Besar Guru Penggerak Sulsel terus memantau perkembangan dan memberi arahan agar tujuan pendidikan tercapai.
Hal senada dikemukakan juga peserta lainnya, Damaris, dari SD 194 Maleku, Kecamatan Mangkutana.
Dia mengatakan, pendampingan ini membuka wawasannya tentang implementasi kurikulum merdeka.
“Sebelumnya kami tak paham sama sekali apa itu kurikulum merdeka. Tetapi sekarang wawasan kami sudah terbuka,” katanya.
Dia melanjutkan, “Kami akan tetap bertanya untuk menyelesaikan setiap masalah yang kami hadapi.” ***