PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Biasanya dalam acara yang intinya berkaitan dengan peralihan kepemimpinan organisasi kerap penuh dengan suasana tegang, bahkan genting. Tetapi, tidak dengan acara Musyawarah Besar (Mubes) V Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Sabtu (26/02/2023) di Hotel Sultan Alauddin Jl. Alauddin Makassar.
Saat Keiua Panitia yang dinakhodai Prof. Dr. H. Irfan Idris, M.Ag yang kini dipercayakan sebagai Direktur Pencegahan Nasional Badan Penanggulangan Teroris (BNPT) muncul menyampaikan laporannya, suasana itu mulai tampak. Celetukan peserta pun mulai mengalir membuat alumni Pesantren Putra IMMIM Jl. Perintis Kemerdekaan ini juga tidak kalah canda dan gurauannya.
“Mubes ini sebenarnya 90% nostalgia, CLBK – cerita lama belum kelar. Dan ini yang menjadi perekat. Sepuluh persen lagi acara inti mubes,” ujar maha guru yang ketika masih belajar di SMP sudah diajar Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA ini.
Dia mengatakan, banyak alumni UINAM di Jakarta dan itu merupakan kader terbaik yang dimiliki almamater ini. Katanya lagi, mubes ini berlangsung sejak 24 hingga 26 Februari 2023, diikuti 61 peserta yang punya hak suara.
Dia menyampaikan terima kasih kepada Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) IKA UNIAM Prof. Ahmad Thib Raya karena meluangkan waktunya, terbang dari Bima (via Surabaya) langsung ke Makassar tanpa kembali ke rumahnya di Jakarta untuk menghadiri Mubes ini
“Burung gelatik terbang senja. Habis dilantik langsung kerja. Burung gelatik terbang di udara. Jangan habis dilantik tidak ada suara,” kunci Irfan Idris dengan sebuah pantun.
Titip Sekretariat
Tibalah saatnya Ahmad Thib Raya menyampaikan sambutan. Dia berkata, acara kumpul-kumpul ini di rumah kita ini adalah membicarakan persoalan kita semua. Kegiatan ini penting untuk menghadapi persaingan yang akan datang. Rumah tangga kita ini harus memiliki ‘driver’ yang memiliki komtimen dan membawa ke kesejahteraan.
“Kita mencari ‘driver’ yang bisa membawa kita ke tujuan dengan aman,” ujar Thib yang mengaku rohnya di Makassar dan fisiknya di Jakarta.
Dia mengatakan, dalam dua bulan tidak pernah lebih dari 5 hari berada di rumahnya di Jakarta. Terbang ke mana-mana. Mengurus daerah orang, sementara tanah kelahiran sendiri tidak pernah diurus. IAIN Bima yang digagas beberapa tahun silam, kini menunggu pengalihan lahan negara dari Kementerian Lingkungan Hidup kepada Pemerintah Kota Bima.
“Saya ini memiliki rumah di mana-mana. Di Jakarta ada dua. Di Mataram juga dua. Di BTP Makassar 1 dan di Bima ada satu. Tetapi di antara sekian rumah itu hanya di Jakarta yang ada ‘tangga’-nya. Teman-teman bertanya, mengapa yang lainnya tidak ber’’tangga’. Saya jawab, kalau dibuat ‘tangga-tangga’ lagi pada rumah-rumah itu, saya takut jatuh. Oleh sebab itu, biarlah saya tetap memiliki satu ‘tangga’, satu istri, biar tidak jatuh,” kelakar Prof. Thib yang kemudian membuat tertawa para peserta pun meledak.
Berkaitan dengan “driver” IKA UINAM ke depan, Thib menawarkan duet nama Dr. Idrus Marham dan Dr. Ismail Cawidu. Dua sosok alumni ini tidak diragukan lagi. Kepada pengurus terpilih, Thib menitipkan agar Kantor IKA UINAM segera terwujud.
“Kantor IKA tersebut pernah diletakkan batu pertamanya di dekat rekrorat,” kunci Thib yang pernah memimpin almamaternya ini selama 182 hari pada tahun 2015 tersebut.
Satu empat rasa
Kemunculan Prof. Hamdan Juhannis, MA, Ph.D kian ‘memperkeruh” suasana pembukaan mubes ini menjadi sarat canda dan tawa.
“Kita baru saja memperoleh kuliah tenang monogami. Tidak apa-apa, satu ‘tangga’ yang penting empat rasa,” ujar Nakhoda UIN Alauddin Makassar ini menindaklanjuti sambutan seniornya Prof. Thib, membuat peserta-peserta ngakak berkesinambungan.
Mubes ini meskipun peserta tidak cukup 100, namun berdatangan utusan dari berbagai daerah. Ada IKA Bontang, Sulbar, Palu, Pangkep, Maros, dan daerah lainnya. Prof. Hamdan Juhanis menyebutkan, mubes ini termasuk dalam ruang nostalgianya. Dia menyebut, di Fakultas Syariah dulu, ada yang namanya Pak Jamil yang dikenal di IAIN Aluddin sebagai juara pidato nasional.
“Secara tidak sadar sebagian kecil kepiawaian beliau itu menitis pada saya. Selamat mengurai cerita masa lalu yang tidak selesai. Banyak nostalgia yang tidak selesai. Cerita nostalgia itu justru lebih asik dibandingkan saat melakoninya,” kata Hamdan Juhannis yang bukunya “Melawan Takdir” laris manis sampai 100.000 eksemplar.
Berkaitan dengan mubes ini, sebut Hamdan Juhannis dipilih tema “Alumni Peduli Almamater Berinovasi”. Ada dua kata kunci, peduli dan berinovasi. Peduli merupakan kunci soliditas. Kalau kita solid tidak ada yang sulit. Yang melahirkan solidaritas adalah soliditas.
“Inovasi merupakan kepedulian yang melahirkan inovasi. Di dalam tubuh IKA tanpa kepedulian tidak akan lahir inovasi,” sebut pria yang dilantik sebagai Rektor UINAM 23 Juli 2019 tersebut.
Lulusan doktor Australian National University (ANU) ini mengatakan, ada empat prasyarat inovasi.
Pertama, imajinasi yang melahirkan sifat inovatif. Kita harus mencari orang yang bermimpi saat bangun. Banyak orang bermimpi saat tidur Imajinasi melahirkan inovasi.
Kedua, kreasi. Tidak ada inovasi tanpa sentuhan kreasi dan tanpa imajinasi.
Ketiga, koneksi. Kita tidak bisa menghasilkan inovasi tanpa memiliki jejaring (networking).
Keempat, rezeki. Yang memiliki rezeki materi dan rezeki jejaring akan mampu melahirkan inovasi.
Pria kelahiran tahun 1970 dan menjadi guru besar termuda (37 tahun) UINAM tersebut berpesan agar IKA UINAM terus bersinergi membantu Masjid UINAM yang kini sudah sampai 80% penyelesaiannya. Hamdan Juhannis juga berpesan agar pembangunan gedung IKA kelak dapat menjadi “integrated IKA building”.
“Tradisi kepedulian ini semoga bisa dilanjutkan dari periode IKA yang dipimpin Prof. Thib untuk menjadikan UINAM sebagai ‘center of excellent’ di Indonesia. Pada tanggal 2 Maret 2023, UINAM akan menerima penghargaan sebagai Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Badan Layanan Umum (BLU) terbaik bersama Universitas Jember sebagai Perguruan Tinggi Negeri Kemendikbud Ristek terbaik,” kunci Hamdan Juhannis kemudian mengajak yang hadir mengucapkan “basmalah” guna membuka acara mubes tiga hari itu. (MDA)