Sinergitas sangat dibutuhkan, bahkan harus diwujudkan (untuk tidak menyatakan wajib), dalam masyarakat yang mendambakan kemajuan dan kesejahteraan yang diimpikan bersama. Seseorang yang mampu bersinergi dengan orang lain adalah mereka juga yang memiliki hati lapang dalam menerima masukan, atau pendapat dari orang lain.
Untuk hal ini, penulis sangat terkesima dengan ungkapan yang pernah diucapkan oleh Abu Bakr al- Shiddiq ketika beliau diberi amanah memimpin umat pasca Rasulullah SAW.
Dalam ungkapannya, Abu Bakr berkata, “Aku menerima amanah ini walaupun agak berat untuk menerimanya. Demi Allah, aku lebih suka jika seseorang di antara kalian diangkat sebagai pemimpin. Demi Allah, kalian telah membebaniku untuk melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Padahal, aku tidak layak mendudukinya. Rasulullah SAW hamba yang dimuliakan dan disucikan oleh Allah SWT dengan wahyu, sedangkan aku hanyalah manusia biasa seperti kalian. Aku bukanlah yang terbaik di antara kalian. Olehnya, dengar dan perhatikanlah. Jika kalian melihatku konsisten pada kebenaran, maka ikutlah aku. Jika kalian melihatku keluar dari jalur kebenaran, maka luruskan dan ingatkan aku.”
Ungkapan Abu Bakr al- Shiddiq di atas sepertinya sudah dikutip oleh banyak orang ketika mereka diberi amanah dan kepercayaan oleh masyarakat, hanya saja apakah mereka yang diberi amanah hari ini konsisten dengan apa yang diucapkannya?
Ramadan mengajak kita yang berpuasa untuk menjadi hamba Allah SWT yang bertakwa dan senantiasa diajak untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada-Nya.
Hanya saja, mampukah para pemimpin hari ini mampu berlapang dada sebagaimana Abu Bakr al-Siddiq yang bersedia diluruskan ketika keliru, atau apakah masih ada rasa takut kepada Allah SWT ketika suatu hari nanti dimintai pertanggung jawaban di hadapan-Nya? Allah A’lam
Maskassar, 26 Maret 2023