MAKASSAR, PEDOMAN RAKYAT. Ketua Umum IKA PPSP IKIP Ujung Pandang, Suardy Saleh didampingi mantan Ketua Umum pertama IKA PPSP IKIP UP tahun 2009 Prof. Rasmidar Samad ( 75 ), Hanizah Ibrahim ( 75 ) dan Lexy Mayloa ( 85 ) dalam satu acara ' obrolan lepas ' di studio " Podcast Anak Modul " The Culture Club yang dipandu Andy Mangara.
Suardy Saleh mengawali obrolannya mengatakan, ada pepatah kuno yakni " Bersatu kita KUAT, Bersatu kita TEGUH " tapi, ingat jangan lihat jumlahnya, karena alumni PPSP tidak banyak. Dan, untuk apa banyak jika tidak mampu bersatu. Itulah gambaran IKA PPSP IKIP UP saat ini, dengan jumlahnya yang sedikit karena " bersatu " mampu berbuat untuk orang banyak.
Bupati Barru dua periode itu menambahkan, tidak semua alumni sekolah mampu berbuat seperti yang dilakukan IKA PPSP, padahal dari segi jumlah mereka jauh lebih banyak bahkan setiap tahun bertambah.
Dialog yang bertajuk " Bagaimana IKA PPSP IKIP UP Kedepan " dengan melihat jumlah alumninya yang terus berkurang menurut Suardy Saleh untuk punah dan dilupakan itu tidak mungkin, karena IKA PPSP sudah menorehkan sejarah dengan membangun masjid, tugas kita dan para penerus selanjutnya bagaimana makmurkan masjid dan terpelihara.
Motor Penggerak
Mantan Ketua Umum pertama IKA PPSP IKIP UP tahun 2009 Prof. Rasmidar Samad-pun ikut angkat bicara tentang jumlah alumni PPSP yang semakin berkurang dan kemungkinannya akan punah.
Tapi bagi Idar , panggilan akrab Prof Rasmidar Samad lain lagi, justru memberi semangat untuk terus berkarya dan mengatakan tidak usah ragu, Alumni PPSP tidak akan punah.
Secara fisik atau jumlah bisa punah, tapi jangan lupa ada pondasi yang telah ditancapkan para Alumni PPSP berupa pembangunan masjid yang kelak bisa dijadikan pusat budaya islam, selain itu ada juga UMKM La Bello yang kini sudah mulai mengepak sayapnya dengan merangkul usaha kecil milik para alumni. Dan satu lagi, ada studio podcast yang diberi nama " Podcast Anak Modul ".Semua ini bakal menjadi pengingat, bahwa dulu IKA PPSP IKIP UP pernah ada.
" Hampir setiap organisasi pasti ada satu sosok penggerak atau motor penggerak. Untuk IKA PPSP IKIP UP sosok tersebut adalah Waris Ardhy (85) untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam saya secara pribadi mengucapkan terima kasih " ujar Prof Idar.
Hanizah Ibrahim yang kesehariannya sebagai Hakim Tinggi di Kantor Pengadilan Tinggi Sulawesi Selatan, sedikit berkisah tentang keunggulan sekolahnya PPSP ( Proyek Perintis Sekolah Pembangunan ) menurutnya, ada satu mata pelajaran ( lupa namanya ) yang hanya berupa titik titik jika titik titik itu dihubungkan satu sama lain akan membentuk gambar sesuai keinginan, mata pelajaran tersebutlah yang membuatnya lulus tes Cakim ( calon hakim ) tahun 1983 di Jakarta,
Ketua OSIS
" Pengalaman organisasi pertama bagi Lexy Mayloa adalah sebagai ketua OSIS di PPSP. Dari situ Lexy memiliki rasa kepercayaan diri, dan untuk membangun rasa kepercayaan diri harus dimulai dari usia dini" ujar Lexy (85)
Sebagai seorang pebisnis, Lexy mengakui modal utama adalah disiplin dan kepercayaan diri, dan kedua hal ini diperolehnya di bangku PPSP.
Harapan Lexy tidak jauh beda dengan ketiga nara sumber lainnya, sama sama berharap Masjid IKA PPSP IKIP UP bukan hanyai tempat untuk betibadah, tapi juga sebagai pusat budaya dan kajian Islam.
" Saat ini banyak orang pintar bahkan ahli tapi kurang berahlak " ujar Lexy ( ab )