PEDOMAN RAKYAT., MAKASSAR - Lapangan UPT SPF SMP Negeri 27 Makassar tampak ramai oleh orang tua siswa-siswi yang sengaja datang bersama anak mereka, sebagian besar ibu-ibu. Para siswa-siswi kelas IX Mereka sengaja diundang oleh pihak sekolah untuk menghadiri acara 'pammopporangnga' pada hari Kamis (06/04/2023).
Acara ini sendiri digelar jelang ujian sekolah. Sebanyak 348 siswa-siswi kelas IX yang akan mengikuti ujian akhir sekolah (UAS) pekan depan dalam suasana bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ini. Moment inilah yang dimanfaatkan oleh pihak sekolah SMP negeri 27 Makassar. untuk menggelar kegiatan 'pammopporangnga' atau saling memaafkan antara siswa-siswi kepada orang tuanya, dan siswa-siswi dengan para guru-guru.
Kegiatan dimulai dengan sambutan dari kepala sekolah SMP negeri 27 Makassar, Nurdin, S.Pd, SH, M.Pd yang memberikan nasihat kepada siswa-siswi, agar setiap peserta didik meminta maaf kepada orang tuanya di bulan yang suci yang penuh rahmat ini. "bulan suci ramadhan 1444 hijriah ini adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan, pihak SMP negeri 27 Makassar, sengaja untuk undang orang tuamu agar kamu dapat meminta maaf dan mendapatkan doa restu dari mereka, agar kamu berhasil dan sukses dihari kemungkinan untuk masa yang cerah" pungkasnya Nurdin.
Sementara Ustadz Luqman Jamiat yang memberikan ceramah tauziah agar anak-anak siswa-siswi senantiasa berbakti kepada kedua orang tuanya. Luqman mengangkat kisah seorang sahabat Rasulullah yang ahli ibadah namun tersiksa jelang ajalnya bernama Alqamah. "Ingatlah kisah Alqamah yang sulit mati, tersiksa menjelang ajalnya karena ibunya sakit hati. Rasulullah memerintahkan mengumpulkan kayu bakar untuk membakar Alqamah agar tidak tersiksa" terangnya mengutip kisah sahabat nabi.
Suasana haru dan sontak tangis para siswa-siswi terlihat saat Ustadz Luqman memandu siswa-siswi untuk prosesi mencuci kaki orang tua dengan air dalam baskon kecil yang sudah disiapkan oleh pihak sekolah. Beberapa orang tua tak kuasa menahan air mata dan tampak memeluk anak-anakya. Demikian pula dengan siswa-siswi yang mengikuti acara tersebut.
Selesai proses sungkeman kepada orang tuannya masing-masing, siswa-siswi kemudian berbaris secara tertib dan meminta maaf kepada guru-gurunya dengan bersalaman. Kembali derai air mata mewarnai proses ini yang berlangsung haru dan khidmad meski antrian siswa-siswi yang berbaris sangat panjang.(ksl)