Intelegensia plus Karakter: Anak Kandung Pendidikan Sejati

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

@iqbaldjawad#

Beberapa hari lalu dalam perjalanan dari Kobe menuju Osaka, saya melihat satu sekolah yang sedikit berbeda dengan kebanyakan Sekolah umum Jepang yang lain. Sekolah ini bersebelahan dengan Osaka Kyoiku Daigaku (IKIP Osaka). Nama sekolahnya Osaka Super Science High School (Osaka SSHs). Pada saat itu intuisi saya mengatakan bahwa saya harus mampir untuk tahu apa perbedaan sekolah ini dengan sekolah Jepang lainnya. Kenapa harus disebut Super Science High School.

Penyebutan nama sekolah tidak lazim untuk ukuran Jepang yang kadar “merendahkan diri”nya sangat tinggi. Sebelum masuk ke sekolah ini saya mencari tempat parkir untuk menggogling sekolah ini. Sekolah ini ternyata merupakan suatu projectyang berada di bawah MEXT (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga dan Sains dan Teknologi) Jepang yang tujuan utamanya mempromosikan pendidikan sains dan juga memperkenalkan kepada umum arti dari sains dan teknologi buat Jepang.

Sekolah ini didesain bekerja sama dengan semua institusi dan pemangku kepentingan di bidang sains dan teknologi. Para guru di Osaka SSHs ini semuanya berasal dari IKIP Osaka.

Setelah mendapat cukup bahan dari google untuk mengetahui sekolah ini saya menelpon ke sekolah ini dan memperkenalkan diri serta menyatakan keinginan untuk datang ke sekolah saat itu sekiranya ada waktu. Membuat janjian untuk bertemu merupakan “kewajiban” dan merupakan kultur Jepang yang harus dipahami.

Alhamdulillah mereka mengiyakan dan menyediakan waktu sekitar 30 menit untuk bertemu 1 jam kemudian. Karena masih lama, saya mencoba untuk mengoogling lebih banyak tentang sekolah ini. Setelah waktunya tiba saya ketemu dengan bapak Kepala Sekolah dan memberikan kartu nama, beliau sangat kaget ketika tahu jabatan saya di Tokyo. Saya perlu merendahkan diri ini dengan mengatakan bahwa saya datang ke sekolah ini bukan sebagai kapasitas saya di Tokyo, tetapi sebagai orang yang selama kurang lebih 10 tahun dididik dan ditempa di sekolah yang sama dengan sekolah ini.

Baca juga :  Suatu Hari dengan Tanri Abeng, Manajer Profesional Pertama Indonesia

Saya katakan ke beliau bahwa saya rindu dengan bau dan aroma sekolah saya beberapa puluh tahun lalu. Saya tidak mungkin berada dalam posisi sekarang ini kalau bukan hasil dari didikan sekolah itu. Saya akhirnya diantar keliling sekolah dan menemukan aroma, bau dan kerinduan sekolah saya.

Tidak ada guru yang berdiri di depan kelas, para murid berpindah kelas sesuai mata ajaran, murid-murid yang sibuk dengan modul nya masing. Walaupun mengemban nama yang Super, sekolah tetap memberi ruang untuk ekstra kurikuler yang cukup. Di lapangan basket terdengar teriakan para murid yang bermain bola basket, di sisi lain ada suara para murid memainkan alat musik di kelas musik dan para murid di kelas yang lain membentuk patung dan keramik dari tanah liat.

Ada beberapa kelas yang kosong dan ketika saya menanyakan ke kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa kelas ini lagi pergi camping sambil melakukan penelitian alam. Alhasil, kunjungan saya ini berlangsung sekitar 1.5 jam dari rencana hanya 30 menit. Ternyata bapak sekolah tidak mengijinkan saya ketika saya ingin pamit di menit ke 30.

1
2TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Perpustakaan Desa Sebagai Kunci Masyarakat Cerdas di Era Digital

Oleh: Yulius Saya sering heran. Di zaman di mana semua orang sibuk menatap layar, mengapa perpustakaan masih terlihat sepi...

Jejak Dua Generasi Pejuang Makassar

Oleh Arjuna Asnan Amin Alumni Departemen Sejarah, FIB Universitas Hasanuddin Di Makassar, setiap nama jalan sesungguhnya menyimpan kisah. Ada sosok...

Langkah Tegas Sang Anak Bugis, Dari Revitalisasi Pupuk Hingga Swasembada Pangan Nasional

Oleh: MUSLIMIN MAWI “Kami siap menindaklanjuti instruksi Bapak Presiden dengan langkah konkret di lapangan. Revitalisasi pabrik pupuk adalah bagian...

Keteguhan Mentan Andi Amran Sulaiman Menapaki Jalan Swasembada dan Kedaulatan Pangan Nasional

Oleh: Muslimin Mawi “Jangan berhenti sebelum tugasmu selesai.” Petuah ayah di tanah Bone yang menjadi kompas hidup Andi Amran...