Tak Sengaja Jumpa Sulis, Salawat Rasul (1) : Awal Nyanyi Jelang Pulang Sekolah

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

“Kehidupan masa kecil saya harus bersih-bersih di tempat mandi cuci kakus (MCK) karena rumah kecil 2×3 m,” kenang Sulis yang membuat dirinya dulu selalu ‘minder’ (merasa rendah diri).

Dia sangat maklum keterbatasan orang tuanya yang belum mampu membeli rumah. Untuk sementara keluarga Sulis tinggal di atas lahan milik pemerintah. Di rumah yang sempit dan kecil ini tinggal lima orang insan Tuhan. Ayah dan ibu, kedua kakaknya, Rina dan Dewi, serta Sulis sendiri.

Sangkrah, lokasi Sekolah Dasar tempat Sulis belajar waktu itu hanya memiliki tidak cukup 10 orang murid dan terakhir sudah ditutup lantaran kekurangan murid. Sekolah ini berada di Kelurahan Sangkrah di Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Kelurahan ini terbilang padat penduduk. Pada tahun 2020 Sangkrah berpenduduk 12.817 jiwa. Letaknya yang berada tepat di bantaran sungai, Sangkrah kerap disebut Venezia (kota dengan kanal terkenal di Italia)-nya Surakarta. Jika di Venezia terkenal perahunya bernama ‘gondola’, di Surakarta dikenal dengan nama ‘gethek’.

Selain karena genetik (keturunan) dari ayah dan ibunya yang suka sinden, Sulis juga terbiasa menyanyi di sekolah dasar itu. Ayahnya, suka menggubah lagu Jawa buat menyanyi sendiri saja. Tetapi belum ada yang di-“launching”. Pada setiap hendak pulang sekolah, sang guru selalu memanggil Sulis melantunkan suaranya. Itu terjadi ketika Sulis di kelas 1 hingga kelas 3.

“Ayo Sulis, menyanyi dulu sebelum pulang,” begitu pinta gurunya setiap Sulis hendak melangkahkan kaki meninggal sekolah.
Tembang yang dibawakan merupakan lagu-lagu daerah. Lagu-lagu Solo.

“Ya lagu yang banyak berisi nasihat orang tua, tentang kehidupan. Seperti Macopat,” Sulis memberikan contoh yang kemudian langsung melantunkan lagu yang pernah dinyanyikan dua puluhanan lebih itu selagi wawancara.

Baca juga :  Tingkatkan Pelayanan, Samsat Sinjai Buka 2 Kedai Pelayanan di Titik Strategis

Setelah pulang sekolah, pada sore hari Sulis ke masjid bersama anak-anak yang lain. Di rumah ibadah ini mereka belajar mengaji pada sebuah Yayasan Al Al Ihya di Jl. Sungai Negara 38 Kedung Lumbu, Pasar Kliwon Solo. Yayasan ini dibangun oleh Habib Haddad Alwi dan kawan-kawannya yang kelak merupakan duet Sulis dalam membawakan tembang “Tayyibah Cinta Rasul 1” yang merupakan tembang pertamanya yang laris manis itu. (*)

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Halalbihalal: Momen Silaturahmi dan Penuh Makna di Losari Kuliner Makassar

PEDOMAN RAKYAT - JAKARTA. Halalbihalal DAJ (DKI All Java) PPSP IKIP Ujungpandang wilayah Jabodetabek digelar di Losari Kuliner...

Tiba di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, Penumpang KM Bukit Siguntang dan KM Talia Dirazia Satgas Gakkum Desk Perlindungan PMI

PEDOMANRAKYAT, NUNUKAN. Sebagai langkah pencegahan pengiriman calon pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal ke luar negeri khususnya Malaysia, Satuan...

Plt RW 1 Baji Mappakasunggu Pimpin Posko, Bahas Retribusi Sampah Bersama 9 Plt RT

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -- Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Rukun Warga (RW) 1 Kelurahan Baji Mappakasunggu (BMS) memimpin kegiatan posko...

Hasil Pertandingan Inter Milan VS Barcelona Semifinal Liga Champion: Nerazzuri Melaju ke Final

PEDOMANRAKYAT, SAN SIRO -Pertandingan seru leg kedua semifinal liga champion berlangsung seru antara 2 raksasa eropa yakni Inter...