Oleh : M. Dahlan Abubakar
SETELAH hijrah ke Jakarta bersama ibunya, Sulis mulai mengatur waktu menyanyi bersama Haddad Alwi. Seperti yang digagas pada awalnya, Sulis diarahkan melantunkan lagu-lagu rohani dengan suara se-usianya. Ya, salawat cilik, yang ternyata berhasil merebut hati publik, terutama yang seusianya. Rencana penerbitan album salawat remaja dan anak-anak pun semakin mendekati kenyataan. Sulis pun mulai berkarier dari sini.
Begitu berduet bersama penyanyi rohani Haddad Alwi dalam album-album ‘Cinta Rasul’, nama Sulis ikut meroket. Saking ‘dahsyat’-nya sambutan publik terhadap album pertama Haddad Alwi-Sulis ini, 1 juta kopi laris manis bagaikan kacang goreng. Luar biasa !.
Sulis mengaku, tak pernah bercita-cita menjadi seorang penyanyi. Dia mengaku hanya mengikuti takdir yang telah ditetapkan. Kala itu, Sulis yang sering mengaji sore bersama teman-teman di kampung tempat tinggalnya, diajarkan menyanyi.
Dia mengaku pernah menangis saat proses rekaman album ‘Cinta Rasul’. Pasalnya, kondisi ruangan studio yang gelap. Setelah selesai rekaman, Sulis juga menangis haru kala mendengar suaranya sendiri.
“Pas selesai Kak Haddad minta aku duduk, dengerin hasilnya, aku nangis dengar suaraku sendiri, aku enggak nyangka,” kata Sulis seperti dikutip dari Wikipedia.
Waktu itu tahun 1999, menyongsong bulan Maulid Nabi Muhammad saw, 1420 Hijriyah adalah waktu yang dipilih sebagai album perdana legendaris “Cinta Rasul 1” ini terjual jutaan kopi. Rekor penjualan ini mengalahkan album Nasyid mana pun yang pernah hit sebelumnya.
Haydar Yahya dan Haddad Alwi menetapkan Sulis sebagai keluarga besar Cinta Rasul. Berdasarkan istikharah Haydar Yahya menetapkan nama ”Sholla” sebagai ‘Studio Cinta Rasul’, yang sampai saat ini telah menerbitkan albumnya “Cinta Rasul 1”, “Cinta Rasul 2”, “Seribu Salam Bagi Rasul”, “Cinta Rasul 3”, “Love For The Messenger With Orchestra”, “Cinta Rasul 5”, dan “Cinta Rasul 6” yang berduet bersama Haddad Alwi dari awal karier tahun 1999 hingga 2004.