Pada kompetisi 2022/2023 diinformasikan bahwa setiap PSM menjamu tamunya konon memasukkan harga karcis Rp 1 miliar. Dana sebesar itu 10% untuk pajak yang masuk ke Parepare. Jika selama 10 kali laga pemasukan rata-rata seperti itu, berarti Parepare memperoleh tambahan pendapatan daerah Rp 1 miliar. Lumayan.
Selama 23 tahun menuju juara, PSM mencatat 4 kali hampir menjadi juara alias runner up. Tercatat pada Liga Mandiri VII/2001, PSM hampir saja menjadi juara berturut-turut, jika tidak dikalahkan Persija Jakarta 3-2 pada tanggal 7 Oktober 2001. Pada musim kompetisi 2002/2003, lagi-lagi PSM merangsek ke ambang juara. Namun sayang dalam pertandingan menentukan melawan Persikota, PSM takluk 0-2 dengan kekuatan 10 pemain.
Perjuangan PSM tidak terhenti sampai di situ. Pada Liga Djarum 2005, PSM terjegal ke final. Pasalnya, PSIS mencuri poin penuh dengan menang 2-0 atas PSM dalam laga penentuan 21 September 2005. Persipura yang berhadapan dengan Persija berhasil tampil sebagai juara setelah memetik kemenangan 3-2 pada tanggal 25 September 2005 atas Tim Macan Kemayoran itu.
Pada tahun 2006 PSM hanya tembus delapan besar dan tertahan pada babak semifinal pada tahun berikutnya dalam kompetisi Liga Djarum. Bahkan pada tahun 2009/2010, PSM nyaris terlempar ke zona degradasi. Beruntung PSM berhasil mengalahkan Persija 1-0 pada tanggal 6 Maret 2010 yang sekaligus mengantarnya ke posisi ke-14 klasemen menggeser dua klub asal Kalimantan, Bontang FC dan Persisam Samarinda.
Pada tahun 2014, PSM mulai menjadi tim yang musafir. Namun setahun kemudian, para suporter mendesak agar kesebelasan “Juku Eja” pulang kandang dan akhirnya terwujud pada tahun 2015. Pada Kompetisi Go-Jek Traveloka Liga I tahun 2017/2018, PSM gagal setelah di ambang juara. PSM yang dilatih Robert Renet Albert hanya menggantungkan diri dari hasil pertandingan antara Persija vs Mitra Kukar pada tanggal 4 Desember 2018, sementara pada hari yang sama berhadapan PSM dengan PSMS Medan di Mattoanging. Posisi, Persija unggul 1 poin atas PSM waktu itu dengan masing-masing satu pertandingan tersisa. Persija berhasil mengalahkan Mitra Kukar dan PSM membantai PSMS 5-1 di Marttoanging. Posisi selisih perolehan poin tetap unggul Persija 1 poin. Petaka menimpa PSM pun datang. Pada satu pertandingan sisa yang sangat menentukan di kandang sendiri, Silvano Convalinus berhasil mencuri poin buat Bali United. PSM takluk 0-1 atas tamunya, bersamaan dengan predikat juara melayang.
Di tengah dilema ‘home base’, PSM menghadapi Piala Indonesia 2017 dengan persiapan seadanya dan akhirnya gagal sama sekali. Pada pertandingan pertama, PSM kalah 1-2 atas PSMS Medan dan takluk 0-3 atas Sriwijaya FC.
Meskipun rentetan kegagalan atau pun penundaan kemenangan demi kemenangan untuk meraih juara dalam rangkaian musim kompetisi cukup menyakitkan hati, namun pada tahun 2019 PSM bisa menghibur diri ketika meraih Piala Indonesia dengan mengalahkan Persija Jakarta 2-0 di Stadion Mattoanging 20 Agustus 2019, tiga hari setelah Indonesia merayakan hari kemerdekaannya. Dalam kemenangan ini terhembus isu, Persija sengaja mengalah. Namun, banyak yang tak percaya, mengalah kok sampai kebobolan 2 gol.
Berbicara tentang PSM orang akan merasa sesak. Pasalnya, tim Ayam Jantan dari Timur ini sudah kondang dengan “Mattoanging” sebagai stadion ‘neraka’ yang selalu melalap lawannya satu demi satu. Kini, Mattoanging sudah menjadi hutan belukar, setelah diratakan oleh bulldozer dua tahun silam. Pembangunan kembali Mattoanging meskipun sudah ada rancangannya, beberapa kali gagal tender. Bahkan sisa dananya pun kian menipis.
Di tengah ketidakpastian nasib stadion tersebut, Pj Gubernur Sulsel Bachtiar Baharuddin mengeluarkan pernyataan yang memunculkan optimisme baru. Pemerintah Provinsi Sulsel menyediakan kawasan 20 hektare untuk pembangunan stadion tersebut. Namun lokasi stadion tersebut masih penuh tanda tanya. Di mana gerangan kawasan 20 hektare itu. Yang juga jadi pertanyaan, bisakah terwujud rencana itu hingga Bachtiar menuntaskan jabatannya sebagai pejabat Gubernur Sulsel ? Apalagi di Sulsel ini masih terpelihara baik, ‘dendam politik’ yang berujung pada terbengkalainya sejumlah objek dan proyek pembangunan warisan pejabat sebelumnya.
Prestasi PSM juara I dan lokasi final :
1957 di Padang
1959 di Jakarta
1965 di Jakarta
1966 di Jakarta
1974 di Jakarta (Juara Piala Soeharto)
1992 di Jakarta (Juara Perserikatan)
2000 di Jakarta (juara Liga
2019 di Makassar (juara Piala Presiden)
2023 di Parepare (juara Liga I BRI). (*)