Di tempat yang sama, Kepala Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) Gowa, Lismanto SAP MSi menuturkan, menyambut baik kegiatan Job Fair ini, karena merupakan bagian dari kebijakan pendidikan vokasi.
“Kegiatan vokasi itu adalah bagaimana mensinergikan antara satuan pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri, mulai dari kurikulumnya, guru dari pihak industri hingga lulusan sekolah diterima di dunia industri,” terangnya.
Katanya lagi, memang tantangannya masih sangat berat, sebagaimana tadi disampaikan prosentase penganggur di tingkat SMK masih sangat tinggi, dan dibutuhkan kolaborasi antara satuan pendidikan dengan pihak industri.
Masih di tempat yang sama, Perwakilan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Abdul Haris mengatakan, terdapat 2 inti dari Job Fair kali ini, yang pertama adalah di sekolah, kemudian yang kedua adalah alumninya.
“Sekolah itu adalah keselarasan kurikulum dengan industri. Apa yang dilakukan oleh kurikulum, apa yang dilakukan oleh industri, maka itulah yang akan dilakukan oleh sekolah, tidak bisa jalan sendiri-sendiri.
Makanya, pihak industri itu menginginkan apabila sekolah ingin menyusun kurikulum, hendaknya mengundang industri.
“Supaya selaras kurikulum yang dipakai di industri dengan di sekolah. Agar anak-anak didik nantinya bisa terserap di dunia industri,” tukas Abd Haris.
Ketika anak-anak didik selesai sekolahnya (tamat, red) pasti akan masuk ke dunia industri.
Selanjutnya adalah penelusuran alumni, itu merupakan hal yang urgen karena masuk dalam rapor satuan pendidikan di sekolah.
Sedangkan Penelusuran alumni itu ada 3 (tiga) yaitu, mengenai kebekerjaan, kewirausahaan, dan keberlanjutan pendidikan.
“Tidak boleh ada yang terkecuali, yang terlepas dari penelusuran alumni itu. Kalau misalnya alumni kita dalam setahun ada 100 siswa, maka yang 100 orang siswa itu harus ditemukan semua, cari tahu apa kegiatannya,” pungkas Perwakilan Disdik Provinsi Sulawesi Selatan Abdul Haris.(Hdr)