PEDOMANRAKYAT, PINRANG - Wakil Bupati Pinrang, Alimin, didampingi Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pinrang, Moh.Zainal Hafid bersama segenap kepala daerah se-Sulawesi Selatan turut menghadiri Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan PT Yas Exports International di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Jl. Urip Sumoharjo, Makassar. Senin (27/11).
Kehadiran Wabup Pinrang, Alimin ini merupakan langkah nyata yang dilakukan Pemkab Pinrang dalam penguatan di sektor pertanian, khususnya dalam mendukung program Gerakan Gemar Menanam Pisang oleh Pemprov Sulsel.
MoU itu merupakan langkah nyata Pemprov Sulsel untuk memastikan hasil budidaya pisang cavendish ini jelas pangsa pasarnya dengan Buyer dari Negara Mitra Dagang di Timur Tengah.
PT Yas Exports International sendiri adalah entitas Lulu Group International, salah satu perusahaan penyedia berbagai bahan makanan di Uni Eropa seperti Dubai yang kini telah memiliki 60 hypermarket yang tersebar di India, Indonesia dan Malaysia, 6 hypermart diantaranya ada di Indonesia. Perusahaan ini setiap tahunnya mengimpor Pisang Cavendish dari Indonesia sebanyak 200-300 kontainer. Namun jumlah itu dianggapnya masih kurang.
President Director PT. Yas Exports Internasional, Shihab Yooseph, menyampaikan terimakasih kepada Pj Gubernur Sulsel atas inisiasi MoU dari Pemprov Sulsel. Shihab mengatakan dengan kerjasama ini, pihaknya bisa meningkatkan pisang ke Timur Tengah secara berkelanjutan.
"Kami optimistis akan segera mengekspor Pisang Cavendish ke pasar Timur Tengah. Sulsel bisa bersaing dengan Filipina dan Ekuador," ujarnya.
Pj Gubernur Bahtiar mengatakan, peluang pemasaran Pisang Cavendish ini besar sekali. Permintaannya ada di 65 negara. Sementara kebutuhan yang terpenuhi hanya 1 persen. Selama ini, katanya, Cavendish yang diekspor hanya dari Lampung. Untuk itu, Sulsel juga ingin memproduksi Pisang Cavendish secara massal dan menargetkan agar sudah bisa ekspor tahun depan.
Bahtiar mengungkapkan, salah satu pasar yang sudah siap menampung pisang asal Sulsel adalah Timur Tengah. "Salah satu pasarnya adalah ke negara Timur Tengah. Pihak Lulu Group International akan menyerap berapapun produksi pisang dari Sulsel untuk diekspor," ungkapnya.
Saat ini, Pemprov sudah menyiapkan lahan 2 juta hektar untuk 1 miliar pohon pisang. Pemprov juga menyiapkan permodalan melalui kredit usaha Budidaya Pisang di perbankan.
"Kita mau tanam ini di Sulawesi Selatan, ekosistem bisnisnya sudah saya bangun dan kita sudah ada kontrak farming. Jadi saya serius membangun ekosistem bisnisnya dari hulu sampai hilir. Ini tanaman bisnis, bukan tanaman biasa dan punya nilai ekonomi," ungkap Bahtiar.
Bahtiar berharap, program ini mendapat dukungan dari semua pihak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. (busrah)