PEDOMANRAKYAT, ENREKANG – PJ Bupati Enrekang Dr. H. Baba, SE, MM, menghadiri Rapat Koordinasi Kelompok Kerja ketahanan kesehatan tingkat Kabupaten Enrekang, sekaligus membuka acara yang diadakan di rumah Jabatan Bupati Enrekang pada jumat, (22 Maret 2024).
Acara tersebut juga dihadiri oleh para pimpinan OPD lingkup Kabupaten Enrekang, Kepala Kemenag Kabupaten Enrekang, Ketua Baznas Kabupaten Enrekang, Rektor Universitas Muhammadiyah Enrekang, Camat Enrekang, Camat Maiwa, Kepala UPT Puskesmas Enrekang, Kepala UPT Puskesmas Maiwa, Kepala UPT Puskeswan Kecamatan Enrekang, Kepala UPT Puskeswan Kecamatan Maiwa, dan Ketua Ikatan Difabel Kabupaten Enrekang.
Dalam sambutannya, PJ Bupati Enrekang mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi ummat islam, dan mengapresiasi kehadiran peserta yang berperan dalam upaya ketahanan kesehatan di Kabupaten Enrekang.
"Kita tahu bahwa hewan ternak yang dipelihara oleh masyarakat di Kabupaten Enrekang, itu rentan terkena penyakit, terutama penyakit yang dapat ditularkan kepada manusia seperti Penyakit PMK Jembrana, Antraks, dan penyakit lainnya. Jika tidak ada tindakan pencegahan dan penanganan serius, ini dapat berdampak, tidak hanya pada penularan penyakit saja, tetapi juga kerugian ekonomi bagi peternak," ujar Pj Bubapi.
Ia juga mengungkapkan atas ditemukannya babi mati di sekitar pekarangan masyarakat di Kecamatan Maiwa tanpa penyebab, menjadi salah satu contoh yang harus ditangani secara serius.
"Jadi itu perlu dilakukan identifikasi penyebabnya dengan mengambil sampelnya sehingga dapat diketahui secara medis penyebab dan langkah-langkah penanggulangannya, "tegasnya.
Pj Bupati meminta kepada tim Koordinasi Ketahanan Kesehatan yang telah terbentuk dalam Kelompok Kerja (Pokja), harus memiliki target yang ingin dicapai, menyusun rencana kegiatan secara bertahap, dan melakukan monitoring serta evaluasi agar program ketahanan kesehatan Kabupaten Enrekang dapat dilaksanakan secara optimal.
Dikatakan, melalui kegiatan ini, data ternak, unggas, dan hewan peliharaan lainnya diharapkan teridentifikasi secara lengkap pada wilayah lokus Program AIHSP yaitu Kecamatan Enrekang dan Kecamatan Maiwa.
"Semoga dengan pelaksanaan kegiatan ini, kita semua dapat membangun kesamaan pemahaman mengenai konsep dan strategi penanganan zoonosis dan penyakit infeksius baru. Karena masalah kesehatan, baik itu kesehatan manusia maupun hewan, merupakan permasalahan yang mendesak untuk ditangani," jelasnya.
"Kita bisa belajar dari kasus COVID-19, yang muncul dari hewan dan memiliki dampak yang sangat besar terhadap kehidupan manusia," tambahnya.
Ancaman zoonosis dan penyakit infeksius baru di Indonesia diprediksi akan terus meningkat dan berpotensi menyebabkan eskalasi penyakit, ini bisa berdampak pada aspek sosial, ekonomi, keamanan, dan kesejahteraan rakyat.
Untuk itu, dari beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan atas kerjasama Program AIHSP dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang ini, dapat menunjukkan komitmen yang kuat untuk mendorong terlaksananya deteksi dini dalam pencegahan dan pengendalian zoonosis serta penyakit infeksius baru baik dari hewan maupun manusianya.
Pj Bupati juga mengungkapkan apresiasi terhadap kemitraan Pemerintah Australia dan Indonesia melalui Program Australian Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) dalam mendukung ketahanan kesehatan di Kabupaten Enrekang.
"Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan manfaat optimal dalam mendeteksi, mencegah, dan mengendalikan zoonosis dan penyakit infeksius baru lainnya di Kabupaten Enrekang, dengan dukungan RAD Kabupaten Enrekang yang saat ini sedang dalam proses pengkajian di bagian hukum," tutupnya. (Syafar)