Mantan Dirut BRI Temu Kangen (3) : Dari Staf ke Posisi Puncak

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PERNAH ada suatu masa, Asmawi harus menjatuhkan satu dari dua pilihan. Menjadi Direktur Utama BNI yang masa jabatannya bisa lebih sampai dua periode atau tetap menjadi Direktur Utama BRI yang tinggal dua tahun lagi diembannya. Tawaran ini disampaikan Pak JK, seperti juga diungkapkan Prof.Idrus A.Paturusi pada acara temu kangen ini.

Namun keputusan akhir, Asmawi memilih tetap menjadi Dirut BRI dengan sisa masa tugas 2 tahun. Dia berpikir, tidak elok meninggalkan bank yang menjadi ‘almamater’-nya yang sudah memberinya kesempatan berkarier sejak dari staf hingga ke posisi puncak. Dia menjadi satu-satunya kalangan internal BRI yang mampu mencapai jabatan puncak, direktur utama. Inilah semangat yang membuat Asmawi tetap bertahan di BRI.

Kedua, Asmawi telah merencanakan BRI memiliki satelit sendiri. Ada satu hal yang sempat membuatnya marah, ketika ada pihak asing mengatakan, tahu berapa harga sebuah satelit. Dia sudah tahu harganya Rp 2,5 triliun. Sementara pada waktu yang bersamaan, BRI memiliki laba Rp 25 triliun.

“Kalau laba saya Rp 25 triliun, bisa nggak punya satelit seharga Rp 2,5 triliun?,” Asmawi membatin dan sempat juga stres saat menjelang saat akhirnya satelit sukses meluncur ke angkasa. Pasalnya, peluncurann tiga kali tertunda. Apalagi saat itu bertepatan dengan bulan Ramadan. Peluncurannya bertepatan dengan buka puasa di Prancis 18 Juni 2016 dan bersetuju dengan orang makan sahur 13 Ramadan 19 Juni 2016 di Indonesia. Pak JK terpaksa menunggu hingga makan sahur, kemudian melakukan wawancara TV bersama Asmawi dari Kourou, Guyana, Prancis.

“Kamu sudah puas?!,” tanya Pak JK dalam wawancara tersebut.

“Ya saya puas, terima kasih. Ini cita-cita saya,” jawab Asmawi yang berhasil menempatkan BRI merupakan pertama dan satu-satunya sebuah bank di planet ini memiliki satelit. Ini menjadi ‘legacy’ (warisan) yang hingga kini tidak bisa dilupakan.

Baca juga :  Ditresnarkoba Polda Sulsel Gerebek Kos di Makassar, Amankan 2 Kg Ganja, 524 Gr Tembakau Sintetis, dan Barang Bukti Lainnya

Ternyata awal-awal kemarahan Asmawi terpicu dalam suatu wawancara dengan media Prancis sebagai karakter media asing yang selalu melontarkan pertanyaan yang skeptis dan sangat sinis.

“Untuk apa, Anda memiliki satelit?,” pertanyaan tendensius media asing itu cukup menusuk perasaan orang Indonesia yang terkenal ramah dengan lawan bicara.
“Anda tahu, penduduk negara Anda yang 16 juta jiwa itu lebih banyak nasabah saya yang 60 juta . Negara saya terdiri atas 17 ribu pulau yang tersebar dan memerlukan satelit, sementara negara Anda yang kontinental (daratan) cukup menggunakan jalur telestrial, kabel di bawah tanah,” beber Asmawi.

Selain itu, kata Asmawi, sebelum kehadiran BRI Satelit (BRISat), BRI harus menyewa 23 transeponden dari beberapa perusahaan dengan biaya yang terus meningkat. Transponder Telkom saja sewanya Rp 2,5 miliar per bulan. Dengan membeli satelit ini penggunaannya bisa berlangsung hingga 17 tahun dan setelah itu dapat di-’extend’ (diperpanjang).

Menurut Asmawi, kehadiran BRISat dapat memberikan efisiensi penggunaan dana sampai Rp 500 miliar setiap bulan. Kehadiran satelit ini ia merasakan literasi perbankan di pelosok-pelosok itu terjangkau. Motto BRI “menjangkau yang tak terjangkau dan melayani yang tak terlayalani”.

Terbosan Asmawi yang mengantar BRI memiliki satelit ini mengundang pujian asing. Dr.Margareth Robinson dari Harvard menyebut BRI sebagai “The New Paradigma Shift Microfinance Revolution”. Lain pula Anne s. Dunham, staf ibu Barack Obama, dari “Harvard Institute for International Development” yang pertama kali melakukan penelitian untuk mengukur “social impact” (dampak sosial) keberadaan BRI terhadap masyarakat memberikan hasil yang positif.

Rekomendasinya, BRI harus mengambil peran yang lebih luas lagi dengan kehadiran satelitnya. Seorang pakar Jerman Dr.Dirk Steinwand mengakui Indonesia sebagai “The Largest Microfinance Laboratory of the World” (Laboratorium Keuangan Mikro terbesar di dunia).

1
2TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Kasi SMA Pantau Pelaksanaan Ramadhan Mengaji Andalan Hati di SMAN 9 Bone

PEDOMANRAKYAT, BONE - SMAN 9 Bone menjadi saksi semangat religius dan komitmen pendidikan karakter melalui pelaksanaan program prioritas...

Ciptakan Rasa Aman dan Nyaman Selama Ramadan, Polres Pelabuhan Makassar Gelar Patroli Intensif di Pusat Perbelanjaan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Untuk menciptakan rasa aman dan nyaman selama bulan suci Ramadan 1446 H/2025 M, Kepolisian Resor...

Pastikan Keamanan Perairan, Satpolairud Polres Pelabuhan Makassar Tingkatkan Patroli di Dermaga Pelabuhan Paotere

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Menghadapi peningkatan aktivitas masyarakat pulau yang datang ke Kota Makassar pada bulan suci Ramadan, Satpolairud...

Bhabinkamtibmas Kelurahan Melayu Baru Gelar Kegiatan Tadarusan Bersama Warga

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Suasana Ramadan di Kelurahan Melayu Baru, Makassar, terasa lebih hangat dan penuh makna. Bhabinkamtibmas Aipda...