” Tak Ada Pesta yang Tak Berakhir “,  Sukses Haul Akbar Syekh Yusuf 2024

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Tak ada pesta yang abadi “, ” Tak ada pesta yang tak berakhir ” begitulah cuplikan kalimat yang ada dalam buku ” Kisah Tragis Oei Hui Lan yang ditulis Agnes Davonar ( 2011 ).

Kalimat tersebut menggambarkan bahwa : tidak ada sesuatu hal yang selamanya akan menjadi milik kita, baik harta maupun kekuasaan. Semuanya akan bisa hilang dan berakhir.

Setelah membaca beberapa media online yang memuat ulasan tentang Oei Hui Lan, saya sandarkan tubuh dikursi warung menggantikan istri yang lagi sholat, untuk menunggu pembeli.

Warung Embas namanya, ruangannya kecil hanya sekitar 3 x 4 meter, ada dua meja satu panjang dan satunya pendek dengan enam kursi. Disitulah saya dan istri bergelut ” mengais ” rejeki.

Andaikan saja, saya menjadi Oei Hui Lan dengan kekayaan yang amat sangat melimpah : APA YANG AKAN SAYA LAKUKAN SEKARANG ? Bisa jadi saya sombong, dan sayapun menghela napas dan mengucapkan syukur, Tuhan masih memberiku hidup dengan keluarga kecil yang membahagiakan.

” Tidak ada pesta yang abadi, dan tak ada pesta yang tak berakhir ” buku kisah tragis anak manusia yang bernama Oei Hui Lan: putri orang terkaya di Indonesia.

Buku setebal lebih dari 300 halaman, mengisahkan tentang Oei Hui Lan, putri kedua orang terkaya di tanah Jawa, kekayaan amat melimpah, sehingga dia disebut sebagai putri orang terkaya di Indonesia ( Hindia Belanda ).

Agnes Davonar, sang penulis kisah Oei Hui Lan, hendak mendeskripsikan bahwa segala sesuatu tidak akan mungkin menjadi milik kita selamanya. Semua bisa hilang dan berakhir. Begitu juga dalam pelaksanaan ” Haul Akbar Syekh Yusuf Al-Makassari Tuanta Salamaka Ri Gowa ” Sabtu ( 25/05/2024 ) secara teknis harus segera berakhir.

Baca juga :  KOOPS HABEMA Gelar Teritorial Pelayanan Dasar Masyarakat Papua

Banyak yang terlibat dalam perhelatan Haul Akbar Syekh Yusuf khususnya Ketua Umum IKB PPSP IKIP Ujung Pandang Prof. Harris Arthur Hedar dan Staf Ahli Jaksa Agung RI, Leonard Eben Eser Simanjuntak, mereka rela isi pundi-pundinya dipakai untuk dihabiskan, hanya demi waktu. Seorang yang terkenal tidak rela kehilangan waktu yang sangat berharga, bahkan waktu bagi mereka lebih berharga dari uang.

Keduanya ( Harris dan Leonard ) sudah jauh-jauh hari sebelumnya sudah merancang tentang haul, bahkan sudah menentukan ” Waktu ” pelaksanaan.

Ada pepatah ” satu inci waktu sama dengan satu inci emas , tetapi satu inci emas tidak bisa menggantikan satu inci waktu.

Waktu adalah kesempatan ” Dan jangan sia-siakan, sebab kesempatan tidak pernah datang untuk kedua kalinya “

1
2TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

BAZNAS dan Pemkot Makassar Perkuat Komitmen Kembangkan Penerimaan Pengelolaan ZIS 

PEDOMAN RAKYAT. MAKASSAR.,- Islam, sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam), menekankan pentingnya kepedulian sosial,...

Reuni Setengah Abad PPSP 75: Mengenang Masa Lalu di Warung Lesehan Danau GTC Makassar

PEDOMAN RAKYAT - MAKASSAR. Hari iNI jumat, tanggal 14 Juni 2025, menjadi hari yang sangat spesial bagi para...

Kabupaten Luwu Timur Segera Miliki Rumah Sakit Gigi dan Mulut

PEDOMANRAKYAT, LUWU TIMUR – Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, dipastikan akan segera memiliki Rumah Sakit Gigi dan Mulut...

2025, Tahun Ular Kayu: Perlu Hati-hati dengan Perencanaan yang  Cermat

PEDOMAN RAKYAT - MAKASSAR. Tahun 2024 akan segera berakhir dan disambut tahun baru 2025. Dalam kepercayaan Tionghoa, dikenal...