Biaya Perpisahan SD di Makassar Dirasa Berat, Berbanding Terbalik dengan SMP 27

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Ramainya permasalahan biaya perpisahan yang dilaksanakan di tingkat TK, SD, SMP ataupun SMA menjelang akhir tahun ajaran, kini menjadi polemik di masyarakat, khususnya bagi para orang tua peserta didik.

Pasalnya, tingkat ekonomi sebagian orang tua siswa-siswi utamanya Sekolah Dasar (SD) di Makassar tersebut bervariasi, mulai dari buruh bangunan, ojek online, bentor, penjual ikan, serabutan, bahkan ada seorang janda yang harus menghidupi 5 orang anaknya dengan berjualan ayam potong di pinggir jalan, dan mereka pun diwajibkan untuk mengeluarkan biaya perpisahan yang cukup tinggi oleh sekolah masing-masing.

Sebagai contoh, di SD Negeri Sambung Jawa 1, seorang wali siswa berinisial DM (35) mengeluh akibat disuruh membayar biaya perpisahan anaknya yang menurutnya sangat berat yaitu sebesar Rp 500 ribu.

"Deh, tidak sanggup ka kalau Rp 500 ribu itu biaya perpisahannya anak ku, di mana ka mau ambil uang kodong, saya lagi ini tidak kerja (menganggur, red), artinya pekerjaan saya serabutan," ucapnya dengan logat Makassar yang kental, di Jl Tanjung Bira, Jumat (31/05/2024).

Menurut dia, dirinya tidak pernah dipanggil rapat lalu sekonyong-konyong dapat kabar biaya perpisahan anaknya itu sebesar RP 500 ribu. Sementara DM mengaku pekerjaannya tidak jelas.

Di tempat terpisah, seorang janda beranak lima berinisial SRY (29) merasa berat dengan biaya perpisahan anaknya di SD Sambung Jawa 1 yang dibebankan pihak sekolah terhadap dirinya sebesar Rp 500 ribu.

"Berat kasian kalau 500 ribu, saya ini seorang diri (singel parent) mengurus dan membiayai 5 orang anak. Sementara seluruh guru-guru di sana bilang ikut atau tidak untuk perpisahan di Tope Jawa, tetap wajib bayar," keluhnya.

Permasalahan yang timbul saat ini tentunya bukan tentang masalah meriahnya dan akan menjadi kenangan bagi peserta didik, tetapi dengan dalih seperti itu dirasa tidak logis.

Baca juga :  Jumat, Pemkot Makassar Suguhkan Parade Budaya Di Hari Kebudayaan

Persoalan tersebut berbanding terbalik dengan yang dilakukan oleh SMP Negeri 27 Makassar dalam hal perpisahan siswa-siswi mereka.

Pihak SMP Negeri 27 Makassar hanya membebankan biaya yang cukup terjangkau dan sangat membantu bagi orang tua siswa-siswinya yaitu sebesar Rp 150 ribu per orang dan kegiatannya pun mewah dan dilaksanakan di Hotel Claro, Jl A. P Pettarani, kota Makassar.

Hal tersebut diungkapkan oleh wali kelas 9.5 UPT SPF SMP Negeri 27 Makassar Hadana, ia pun merinci, biaya perpisahan di sekolah tersebut Rp. 150 per siswa-siswi ditambah 1 orang pendamping (orang tua/wali siswa-siswi, red) juga sebesar Rp 150 ribu.

"Jadi biaya total perpisahan siswa-siswi di SMP 27 Makassar itu, siswanya plus pendamping Rp 300 ribu," jelasnya.

Lanjut wali kelas perempuan berhijab itu, selain dari sekolah, perpisahan siswa-siswi SMP Negeri 27 Makassar ini juga diinisiasi oleh paguyuban orang tua siswa-siswi kelas IX, mereka bersatu kalau kekurangan biaya, mereka yang akan menjadi donatur.

"Semuanya dari orang tua siswa-siswi, termasuk EO alias 'Event Organizer' dari mereka semua. Banyak kekurangan biaya perpisahan ini, kalau 300 tidak cukup, namun orang tua siswa-siswi sepakat untuk talangi kekurangan tersebut," ucapnya datar.

Selain itu tambahnya, anak-anak yang mau melakukan perpisahan itu pada kreatif semua, jadi mereka bikin Bazaar untuk mencari dana tambahan perpisahan sekolahnya.

"Baru-baru ini kami telah melaksanakan perpisahan di hotel Claro Makassar, sebanyak 600 orang terdiri dari orang tua dan anak ditambah para guru dan tamu undangan," timpalnya.

Dirinya pun mengatakan, dalam perpisahan tersebut banyak siswa-siswinya mendapatkan 'door prize' dan hadiah lainnya.

"Menanggapi surat edaran dari Disdik Kota Makassar, saya sepakat, karena sekolah tidak bisa melakukan dan memungut biaya perpisahan, yang ada orang tua siswa-siswi saja yang boleh," sebutnya.

Baca juga :  Rapat Pengurus APTISI IX-A, Prof Basri Modding Harapkan Jajarannya Komitmen Bertugas

Dengan kata lain, adanya surat edaran dari Disdik Kota Makassar itu, maka orang tua siswa-siswi berinisiatif untuk terjun langsung dalam acara perpisahan sekolah itu.

"Mulai dari kelas VII itu saya sudah membuat paguyuban orang tua siswa-siswi di SMP Negeri 27 Makassar dan memiliki struktur KSB alias Ketua, Sekretaris, dan Bendahara," pungkas Hadana.

Menanggapi perpisahan siswa-siswi di seluruh SD dan SMP di kota Makassar, Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Muhyiddin Mustakim telah mengeluarkan surat edaran bernomor 2665/S. Edar/DP/V/2023.

"Terkait surat edaran terkait perpisahan siswa-siswi SD dan SMP se-kota Makassar kalau pihak sekolah dalam hal ini kepsek dan guru-gurunya itu, tidak dibolehkan melaksanakan kegiatan tersebut, apalagi memungut biaya-biaya," tegasnya via seluler.

Kalau orang tua siswa yang mengadakan perpisahan baik itu SD mau pun SMP, itu disilakan alias boleh-boleh saja, Kadisdik Makassar Muhyiddin Mustakim menandaskan.(Hdr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Irwan Hamid Apresiasi Langkah BBWS PJ Normalisasikan Kantong Lumpur Bendungan Benteng

PEDOMANRAKYAT, PINRANG — Langkah nyata dan tanggap yang dilakukan jajaran Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang dalam...

Dispusip Bedah Buku “Sinjai Ditengah Pergolakan Kerajaan dan Penjajahan”

PEDOMANRAKYAT, SINJAI -- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Sinjai kembali menyelenggarakan kegiatan bedah buku, di Aula Serbaguna...

Mahasiswa Teknik Elektro UMI Kunjungi PT. Energi Bayu Jeneponto, Pelajari Penerapan Energi Bersih

PEDOMANRAKYAT, JENEPONTO -- Sebanyak 40 mahasiswa dari Program Studi Teknik Elektro Universitas Muslim Indonesia (UMI) melaksanakan kegiatan Kunjungan...

Mahasiswa Pariwisata Unhas Goes to Barru: Mengintegrasikan Teori dan Praktik Pariwisata

PEDOMAN RAKYAT - BARRU. Mahasiswa Program Studi S1 Pariwisata Universitas Hasanuddin (Unhas) angkatan 2023 melaksanakan kegiatan Open Trip...