Selain itu, mantan ketua prodi magister UIT inipun menganalisa, pihak DPP Gerindra memiliki misi untuk memperkuat kadernya yang mencalonkan diri pada pilkada serentak 27 November mendatang sehingga penguatan dan perhatian di Sulsel dan Makassar menjadi target dan prioritas.
“Sulsel dan Makassar masuk skenario pusat,” timpalnya.
Saat ini bila memetakan secara geopolitik maka pemilih AIA yang menguasai daerah pemilihan Sulsel 2 yakni Barru, Bone, Maros, Pangkep, Sinjai, Soppeng, Parepare dan Wajo sangat kuat keterpilihan bila dipasangkan dengan Adnan Purichta Ichsan yang mempresentasikan diri mewakili Gowa, Jeneponto, Takalar, dan Bantaeng, Sinjai, dan Bulukumba. Analisa penulis jumlah dan kursi parpol pengusung yakni Gerindra-Golkar-PKB sebanyak 35 kursi.
Sementara ASS yang berpasangan dengan Fatmawati yang menguasai Bone dan daerah Ajatappareng terutama Sidrap dan Pinrang. Analisa penulis untuk jumlah parpol dan kursi pengusung yakni Nasdem-PPP-PAN sebanyak 29 kursi.
DP-Indah mewakili pemilih Makassar dan Luwu namun tingkat penerimaan DP di wilayah ini masih belum menguat. Salah satunya PDIP belum memberikan rekomendasi resmi. Analisa penulis jumlah parpol dan kursi pengusung yakni PDI-P – PKS-Demokrat-Hanura sebanyak 21 kursi.
Dan terakhir IAS yang sejak lama membranding dirinya masuk cagub Sulsel dan digadang-gadang memperoleh rekomendasi Golkar sampai saat ini belum menentukan pilihan wakilnya sehingga kemungkinan besar menjadi penonton apabila semua partai termasuk rekomendasi partai Golkar diberikan kepada paslon tertentu atau bukan kader internal Golkar.(*/Hdr)
Sumber : Dr Hamka Hakim