Unhas Undang Rektor Universitas Al Azhar Kairo ke Unhas

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -- Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof.Dr.Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. mengundang Rektor Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, Prof. Dr. Salamah Gomaa Daoud berkunjung ke Kampus Unhas sekaligus menandatangani kerja sama berkaitan dengan pengembangan pendidikan Sastra Arab dan Asia Barat di Kampus Unhas.

Harapan Prof. Jamaluddin Jompa itu disampaikan dalam “International Webinar on Gender Islamic Perpective” secara daring, Ahad (30/6/2026) siang. Di Universitas Al Azhar selain Rektor Prof.Samalah Daoed, juga hadir dalam kegiatan ini Prof.Dr. Nahla Shabry As-Sha’Idy, Dean of the al-Azhar Faculty of Islamic Science . Di Indonesia, webinar yang dipandu Dr.Syamsul Bachri, Lc. M.Ag sekaligus sebagai penerjemah dwibahasa tersebut, diikuti para anggota Majelis Wali Amanat (MWA) Unhas, dosen dan mahasiswa yang berminat.

Merespon undangan itu, Prof. Salamah G.Daoed menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Rektor Unhas dan seluruh pejabat di Unhas serta pimpinan institut, pesantren yang ikut dalam kegiatan weinar internasional tersebut. Salam hormat juga dari Ustazah Dr. Nahla As-Sha’Idu yang juga sebagai Penasihat Imam Besar Masjid Al Azhar dan Pimpinan Badan Pengembangan Pembelajaran Mahasiswa Luar dan Mahasiswa Asing.

“Secara khusus kami menyampaikan salam kepada Rektor Unhas dan semua yang ikut dalam seminar ini dari Imam Besar Dr.Ahmad Thayyeb sebagai Syekh Al Azhar,” ujar Prof. Salamah Daoed yang diterjemahkan Dr.Syamsul Bachri Lc, M.Ag.

Menurut Rektor Universitas Al Azhar, Unhas termasuk salah satu universitas yang sangat besar dan terlebih lagi kepada rektornya. Ada “Memorandum of Undertanding” (MoU) -- nota kesepahaman -- yang sementara dirancang bersama antara Universitas Al Azhar dan Universitas Hasanuddin yang sekarang sedang berjalan prosesnya menuju penandatanganan ke depan. Untuk itu, Prof.Daoed menyampaikan, Universitas Al Azhar adalah universitas yang sangat terkemuka di Mesir sesuai dengan standar Mesir dan insha Allah sesuai dengan standar dunia, yang di dalamnya dikuliahkan sejumlah cabang ilmu berkenaan dengan ilmu-ilmu umum, farmasi, kedokteran, dan lain-lain, serta lebih khusus pendidikan keagamaan.

Baca juga :  Besok Prof Fadjry, Alumnus Pertanian Unhas Jadi Pj Gubernur Sulsel Gantikan Prof Zudan

Indonesia, setengah orang asing di Al Azhar

Berkenaan dengan ilmu-ilmu yang dibelajarkan ilmu-ilmu yang terkemuka, kata Prof. Daoed, berkaitan dengan ilmu kedokteran, teknik, dan farmasi, itu adalah sebagian dari ilmu-ilmu umum. Khusus yang berhubungan dengan Ilmu Syariah dan Pengembangan Bahasa Arab, Al Azhar adalah pusat perhatian dan andalan dunia dalam pembelajaran ilmu tersebut, seperti juga Ilmu Bahasa Arab di seluruh penjuru dunia.

Menurut Prof.Daoed, Universitas Al Azhar sejak ratusan tahun yang lalu, bahkan sejak awal berdirinya, merupakan pemerhati ilmu-ilmu utama. Prinsip Al Azhar adalah menjaga keseimbangan moderasi yang sangat diperlukan. Al Azhar selalu menjadi rujukan utama penegakan keseimbangan, baik itu di Mesir, maupun di seluruh dunia.

“Untuk ini Al Azhar telah membuktikan sebagai institusi yang memiliki sejarah yang sangat terkemuka menjaga ilmu pengetahuan dan budaya sesuai dengan prinsip moderasi tersebut,” ujar Prof.Daoed.

Lulusan-lulusan Az Azhar tersebar ke mana-mana dan seluruh dunia. Universitas Al Azhar telah membuktikan, telah banyak memberikan kontribusi kepada dunia. Al Azhar memiliki 100 fakultas. Jumlah mahasiswa setengah juta dari penduduk Mesir. Banyak dari berbagai kalangan dunia yang belajar ke Al Azhar.
“Setengah dari orang asing yang belajar di Az Azhar itu berasal dari Indonesia,” kata Prof. Daoed.

Mengenai tema yang diperbincangkan dalam webinar internasional tersebut berkaitan dengan perempuan, Prof. Daoed menyebut, sangat urgen dan perlu. Kita mengetahui, komunitas manusia adalah setengahnya dari kaum wanita. Dalam segala komunitas yang utuh itu, tidak akan menjadi utuh kalau tidak terdiri atas wanita dan laki-laki. Perhatian kepada wanita menunjukkan perhatian kita kepada putri, ibu kita, kepada saudari-saudari kita, itu merupakan perhatian kita yang terbesar terhadap semua yang merupakan bagian dari komunitas yang utuh.

Baca juga :  Kualifikasi Grup C Piala Dunia Asia, Wasit Bantu Bahrain-Indonesia Bermain Seri

“Sesungguhnya, Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan wanita, dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku, sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang-orang yang bertakwa kepada-Nya,” kata Prof. Daoed mengutip salah satu ayat dan surah di dalam Alquran.

Dia mengatakan, awal mula komunitas manusia ini terdiri atas laki-laki dan perempuan. Keduanya, kemudian menyebar begitu banyak. Ini merupakan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan. Inilah asal usul fundamen yang merupakan fitrah manusia tentang keberadaan laki-laki dan perempuan. Secara khusus keseimbangan ini mulai terjadi ketimpangan-ketimpangan di dunia, yaitu adanya seruan-seruan perhatian pada hanya satu lawan jenis. Tidak keduanya. Ini merupakan kehilangan satu keseimbangan dan melawan kodrat Allah dan melawan fitrah manusia.

“Oleh karena itu, laki-laki dan perempuan, harus memperoleh perhatian yang seimbang. Kemudian yang menyeru kepada satu jenis ini adalah mereka yang dimaksud dengan orang-orang yang berperilaku suka pada jenis kelamin satu atau hanya menyeru pada jenis kelamin dan tidak ada keseimbangan,” ungkap Prof.

Daoed, kemudian menambahkan, inilah yang perlu ditangkal sekarang dan dicarikan serta dikembalikan kepada fitrahnya”. Prof Daoed mengatakan, inilah seruan-seruan yang disampaikan pada dasawarsa terakhir ini, terutama dari kalangan Barat. Mereka katakan, hubungan antara laki-laki dan perempuan, merupakan hubungan yang saling kontradiktif, saling berlawanan. Sehingga, harus ada salah satu yang dimenangkan. Apakah laki-laki yang harus mendominasi atau perempuan yang harus mendominasi.

Banyak program TV saat ini telah disebarluaskan ke mana-mana di tiap negara, baik itu sinetron atau pun yang lainnya, atau semacamnya, itu menggambarkan bagaimana sekarang kehidupan seorang lelaki yang mendominasi perempuan dan melawan laki-laki. Hal ini merupakan sesuatu yang jauh dari prinsip-prinsip keadilan, apalagi prinsip-prinsip keagamaan. Laki-laki dan perempuan dalam prinsip keagamaan saling membutuhkan satu sama lain.

Baca juga :  Pembalakan Liar di TWA Pinus Lembanna : Misteri yang Meresahkan

Sebenarnya para ulama Azhar sudah melawan pemikiran dewasa ini yang menyeru kepada transgender atau kaum laki-laki atau perempuan saja. Dan, ini secara khusus Syekh di Al Azhar mengkhususkan satu program pada bulan suci Ramadan selama 30 hari yang diisi dengan pembicaraan khusus tentang masalah gender dan keluarga. Khususnya mereka semuanya berupaya menghambat arah pemikiran-pemikiran Barat tersebut yang mengeluarkan manusia dari fitrahnya.

Selesai Rektor Universitas Al Azhar menyampaikan materinya, dilanjutkan dengan seminar mengenai masalah gender dengan menampilkan Prof.Dr. Nahla Shabry As-Sha’Idy, Dean of the al-Azhar Faculty of Islamic Science.

Universitas Al Azhar didirikan antara tahun 970-972 Masehi atau 1.052 tahun silam. Universitas ini merupakan perguruan tinggi kedua tertua dan pemberi gelar di dunia dan menjadi pusat utama pendidikan dan pengkajian Islam Sunni di dunia. Bahasa pengantarnya Arab dan Inggris.

Berdasarkan catatan wikipedia, universitas ini didirikan oleh Bani Fatimiyah yang menganut mazhab Shiah Ismailiyah dan Sultan Al Azhar mengambilnya dari nama Sayyid Fartimah Az Zahra, putri Nabi Muhammad saw.

Perpustakaan universitas ini dianggap nomor 2 terpenting di Mesir. Fakultas dibagi berdasarkan jenis kelamin mahasiswa, yakni laki dan perempuan. Terdapat 19 fakultas untuk mahasiswa laki-laki berada di Provinsi Kairo dan 17 fakultas lain berada di luar Provinsi Kairo.

Sedangkan fakultas untuk mahasiswa perempuan, 11 fakultas di Provinsi Kairo dan 7 fakultas lagi berada di luar Provinsi Kairo. Saat ini menurut Prof.Salamah Daoed, terdapat sekitar 30 orang perempuan yang menjabat dekan fakultas di Universitas Al Azhar. (MDA).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Jumat Bersih, TNI Turun Bergotong Royong Bersama Warga Citta

PEDOMANRAKYAT ,SOPPENG – Sejumlah personil TNI Pos Koramil 1423 - 04 Kecamatam Citta turun bergotong royong bersama warga...

Personil TNI – Polri Amankan Ibadah Jumat Agung di Soppeng

PEDOMANRAKYAT ,SOPPENG - Puluhan personil Polres Soppeng bersama Kodim 1423 dikerahkan untuk pengamanan pelaksanaan ibadah Jumat Agung dan...

Melihat Sebuah Bentor Bersama Pengendaranya Terperosok ke Saluran Air, Anggota Polwan Polres Gowa Tunjukkan Aksi Heroik Berikan Bantuan

PEDOMANRAKYAT, GOWA - Dalam rangka melaksanakan program Patroli Polwan Menyapa, salah satu program unggulan Kapolres Gowa AKBP Muhammad...

Cegah Perjudian, Tim Gabungan TNI-Polri Gowa Bongkar Lokasi yang Diduga Arena Sabung Ayam di Desa Nirannuang

PEDOMANRAKYAT, GOWA - Tim gabungan TNI-Polri Kabupaten Gowa melaksanakan kegiatan pengecekan lokasi yang diduga sebagai arena sabung ayam...