“Saya harapkan agar penerapan Srikandi di Torut dapat berjalan dengan optimal,” pungkasnya.
Senada dengan hal itu, Kabid Kearsipan DPK Sulsel Dr Basri menyampaikan bahwa jika berbicara tentang Srikandi, itu tidak mengenal ruang dan waktu
“Karena Srikandi itu, didalamnya itu ada persuratan dari OPD ke OPD baik itu vertikal atau pun Horisontal,” tuturnya
Ia juga menjelaskan bahwa arsip itu ada dua yaitu arsip dinamis dan arsip statis, pencipta arsip adalah para OPD
“Untuk diketahui arsip dinamis adalah kumpulan dokumen yang digunakan secara langsung dalam kegiatan atau penyelenggaraan, dan disimpan selama jangka waktu tertentu. Arsip dinamis harus dikelola dengan baik dan sistematis agar dapat menjamin ketersediaan arsip yang autentik.
Pengelolaan arsip dinamis meliputi: Penciptaan, Penggunaan, Pemeliharaan, Penyusutan,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa penerapan Srikandi itu sangat penting untuk dilakukan.
“Kenapa ini penting, karena ini aplikasi satu-satunya yang dipakai secara nasional,” tandasnya.
Berdasarkan informasi dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) per tanggal 22 November 2024 khusus untuk Kabupaten Toraja Utara
naskah keluarnya 232 surat dan surat masuk 186 naskah.
“Ini merupakan Kabupaten terendah yang ada di Sulsel, jika dibandingkan dengan Kabupaten Tana Toraja per 22 November 2024 naskah keluar itu berjumlah 1859 naskah keluar,” ungkap Andi Bachtiar.
“Apalagi Indikator SPBE adalah penerapan Srikandi itu sendiri,” pungkas Coach Srikandi di Sulsel ini. ( ab/ )