“Ini bukan sekadar pembunuhan, ini serangan terhadap keadilan. Jika aparat tidak mampu mengungkap pelaku, kredibilitas mereka patut dipertanyakan,” tegasnya di sebuah Warkop di bilangan bundaran pasar Pa’ Bareng-Bareng, Minggu, 12 Januari 2024 sekira pukul 16.00 WITA.
Farid juga mempertanyakan strategi investigasi yang dianggap tidak efektif, meski kepolisian memiliki akses ke teknologi dan sumber daya manusia yang memadai.
Tuntutan Keluarga dan Solidaritas Rekan Advokat
Keluarga korban, didukung oleh rekan advokat dan masyarakat, terus mendesak keadilan ditegakkan. “Kami hanya ingin pelaku bertanggung jawab atas perbuatannya. Rudi adalah pembela kebenaran, ia tidak layak diperlakukan seperti ini,” ujar salah satu anggota keluarga dengan suara bergetar.
Kasus ini memicu solidaritas dari organisasi masyarakat sipil dan komunitas advokat yang menyerukan perlindungan lebih baik bagi para pengacara yang sering menghadapi ancaman dalam menjalankan tugas profesional mereka.
Ujian bagi Penegakan Hukum
Kematian Rudi S. Gani menjadi ujian besar bagi aparat penegak hukum. Hingga kini, keadilan yang diharapkan masih terasa jauh. Tragedi ini seharusnya menjadi pengingat, membela kebenaran tidak seharusnya dibayar dengan nyawa.
“Semua pihak kini menunggu, apakah keadilan akan ditegakkan, atau tragedi ini hanya akan menjadi satu lagi kasus yang tak terselesaikan. Keadilan harus nyata, bukan hanya janji,” tandas Farid Mamma, SH., M.H, bersuara lantang.(Hdr)