PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Sainuddin bin Tulo tak sempat menjejakkan kaki di Tanah Suci. Jemaah haji asal Kabupaten Bantaeng itu mengembuskan napas terakhir di rumah sakit hanya sehari sebelum jadwal keberangkatan ke Mekkah.
Sainuddin tercatat sebagai bagian dari kelompok terbang (kloter) 8 Embarkasi Makassar. Warga Kelurahan Kaili, Kecamatan Bissappu, itu meninggal di RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu pada Senin, 05 Mei 2025, sekira pukul 13.00 WITA, hanya sejam setelah rombongan jemaah dari daerahnya diterima secara resmi di Asrama Haji Sudiang Makassar.
“Iya, benar satu jemaah kami wafat. Padahal koper beliau sudah lebih dulu tiba di Asrama,” ujar Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Bantaeng, H. Muhammad Tahir, ketika ditemui di Makassar.
Sebelum meninggal, Sainuddin sempat mengeluhkan sesak napas. Ia dilarikan ke rumah sakit, namun kondisinya tak kunjung membaik.
Pihak keluarga dan panitia sempat berharap ia bisa menyusul ke Makassar sehari kemudian. “Kami pikir cuma kelelahan. Koper beliau tetap kami bawa karena ada harapan bisa bergabung,” kata Tahir.
Menurut keterangan keluarga, Sainuddin sebelumnya pernah mengalami stroke ringan. Usianya yang telah menginjak 71 tahun diduga menjadi salah satu faktor fisik melemah menjelang keberangkatan.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Makassar telah menetapkan pengganti almarhum, yakni Hamka Darise, yang sebelumnya tergabung dalam kloter 3. (Hdr)