Sungguh sebuah pelecehan, yang patut disesalkan. Anehnya, tak banyak yang risau tentang itu, bahkan komunitas daerah kelahirannya pun tak ada yang gelisah. Bahwa ada seorang pejuang dengan jasa yang amat besar bagi bangsa ini seharusnya menjadi kebanggaan dari tanah kelahirannya. Dan bila pejuang itu tidak kunjung diakui dengan gelar pahlawan, mestinya ada yang keberatan, gelisah. Anehnya, semua diam membisu.
Pahlawan itu, PANTAS INGGIT GARNASIH, pejuang dari tanah Sunda yang lahir di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung, 17 Februari 1988. Alfateha, semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi Sang Pencipta.
Mohon maaf kenapa di tanah kelahiran PANTAS INGGIT GARNASIH sendiri tak banyak yang gelisah bahkan keberatan bila pejuangnya tidak diakui sebagai pahlawan nasional. Bukankah beliau seorang pejuang besar, tulus dan mengorbankan segala dayanya untuk kemerdekaan bangsa nya, seharusnya menjadi kebanggaan Tatar Sunda ?
Atas jasa besarnya, saya berharap PANTAS INGGIT tidak hanya diberi gelar pahlawan nasional tetapi juga dibuatkan patung besar di tengah kota Bandung. Dan namanya diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota di seluruh Indonesia. Pantaskah ? Bukan hanya pantas tetapi wajib, sebagai wujud penghargaan kita pada jasa besarnya.
Adakah yang bersedia untuk gabung memperjuangkan PANTAS INGGIT GARNASIH ? (***)
Mengharukan tulisan ini,… namu dalam fakta yg terjadi dimana2 ada saja pahlawan yang terlupakan. Sebeiknya kita ingat,´generasi yang baik adalah yang tidak melupakan jaza2 dari pendahulunya´ alfatihaa.