Saya dua kali tarawih di masjid itu, malam ke-26 dan 28. Tarawihnya 20 rakaat, dipimpin.Sismono dan dua naib yang siap maju kalau sang imam lelah.
Seperti juga di masjid- masjid yang dikelola NU lainnya, zikir, salawat dan wirid sesudah azan amat panjang.
Sismono.yang memimpin dan diikuti jamaah yang semakin.maju ke depan. Sesudah witir pun, shalawat masih panjang. Maksudnya jamaah makin kurang.
Sebelum ke masjid saya dapat informasi masjid ini dibangun komunitas Jawa, ternyata warga Gorontalo juga banyak dan Bugis Makasar yang bermukim di puncak gunung wenang sebanyak 50-an rumah tangga.
Abd. Kadir dari Cokonuri Makasar dan Abd. Salam dari Selayar menyebutkan, di RW- nya ada juga warga, Soppeng, Jeneponto dan beberapa daerah Sulsel lainnya.
“Torang sudah jadi warga Manado. Anak cucu kita di sini,” demikian Abd. Kadir yang lebih banyak ngomong Makassar. (H Yasmin Tendan).