Oleh : Hasaruddin, Guru Besar UIN Alauddin Makassar
Setelah Nabi Ibrahim AS selamat dari kobaran api yang dilakukan oleh penguasa saat itu yang menuding bahwa Ibrahim AS sebagai orang yang telah menghancurkan berhala sesembahan mereka, Ibrahim AS mengajak istrinya, Sarah, menuju Mesir.
Sesampainya di Mesir, Ibrahim baru mengetahui bahwa raja Mesir saat itu gemar merebut istri orang lain. Apalagi jika wanita tersebut adalah seorang wanita jelita. Sarah adalah seorang wanita jelita, cantik yang sangat dicintai oleh Ibrahim AS.
Sebelum memasuki wilayah Mesir, Ibrahim AS berupaya menyembunyikan Sarah, agar tidak dilihat oleh para pengawal raja, yang akan melaporkan keberadaan Sarah, jika Sarah terlihat oleh para pengawal.
Di tengah perjalanan, salah seorang pegawai raja menggeledah barang bawaan Ibrahim AS dan melihat Sarah. Melihat kecantikan Sarah, pegawai tersebut merebut Sarah dari Ibrahim AS dan membawanya ke istana.
Suatu malam, raja berniat menggoda Sarah, tatkala Sarah hendak disentuh oleh sang raja, tiba-tiba tangan dan kaki sang raja mendadak lumpuh. Allah SWT menolong Sarah.
Sang raja berkata, “Hai wanita tukang sihir, kenapa engkau membuat tangan dan kakiku lumpuh?”
Sarah menjawab, “Saya bukan tukang sihir, saya adalah istri Ibrahim AS. Wahai raja, bertobatlah kepada Allah SWT.”